Senin, 01 Juli 2013

Syakhshiyatul Muslim_1

Jauh dari Ghibah dan Adu Domba

Seorang muslim mesti jauh dari perbuatan ghibah (menggunjing) dan adu domba. Karena dengan pendidikan dan nilai akhlak Islam yang diterimanya, ia akan menghindari hal-hal sepele dalam hidupnya. Ia akan selalu mematuhi petunjuk agung dari kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. Ia akan menjalankan setiap perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (Al-Hujurat : 12)

Dengan membaca firman Allah diatas, hatinya semakin membenci ghibah, karena tak kuasa membayangkan pelaku ghibah yang disamakan dengan orang yang memakan daging saudaranya yang telah mati. Maka ia segera bertobat, seperti tersirat di penghujung ayat, sebagai perintah Allah kepada orang yang terjerumus dalam dosa ghibah agar langsung bertobat dan meninggalkannya.

Muslim yang baik akan patuh kepada petunjuk nabi SAW dalam sabdanya ketika menjawab pertanyaan, "Wahai Rasulullah, muslim seperti apakah yang paling baik?" Beliau menjawab, "Orang yang membuat kaum muslimin selamat dari kejahatan lidah dan tangannya." (HR. Muslim)

Berdasarkan petunjuk dan arahan mulia ini, seorang muslim yang bertakwa tidak mudah melakukan ghibah. Tangannya tidak akan diulurkan untuk menyakiti siapa saja. Bahkan lebih dari itu, ia berusaha menghentikan ghibah setiap menemuinya. Ia akan membela saudaranya dari kejauhan, ketika ada orang yang menzhaliminya dengan ucapan. Ia menghindarkan kata-kata buruk yang menyakiti saudaranya itu, sebagai bentuk kepatuhannya terhadap sabda Rasulullah SAW.

"Siapa yang membela kehormatan saudaranya dari kejauhan, maka Allah pasti akan membebaskannya dari neraka." (HR. Ahmad, sanadnya hasan)

Muslim yang bertakwa juga tidak mengadu domba antar warga masyarakatnya. Karena ia tahu, berdasarkan pemahaman agamanya, adu domba dapat menjerumuskan pelakunya kedalam golongan jahat yang kesukaannya adalah merusak hubungan antar sesama dan memutuskan tali kasih antara orang-orang yang tadinya bersahabat. Asma' binti Yazid menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

"Maukah kalian kuberitahu, seperti apa orang yang paling baik diantara kalian?" Para sahabat menjawab, "Tentu wahai Rasulullah." Nabi melanjutkan, "Ialah orang yang apabila bermimpi, Allah yang disebutnya." Nabi bertanya lagi, "Maukah kalian kuberitahu, siapa orang yang paling jelek diantara kalian? Mereka adalah orang-orang yang berusaha mengadu domba, merusak hubungan antar sahabat, dan mencari-cari aib orang-orang baik." (HR. Ahmad, sanadnya hasan)

Untuk mengetahui betapa hinanya orang yang melakukan adu domba di dunia dan buruknya akibat yang akan diterimanya di akhirat kelak, cukup melalui hadist berikut yang menutup semua pintu harapan, bila dia tetap melakukan kesalahan tersebut, "Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba." (Muttafaqun 'Alaih)

Dampak buruknya sungguh sangat mengerikan, karena siksa Allah akan dirasakan oleh orang yang suka mengadu domba sejak dirinya dikubur. Asy-Syaikhan (Bukhari dan Muslim) meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra., "Ketika Rasulullah SAW berjalan melewati dua kuburan. Beliau berhenti seraya bersabda, 'Dua penghuni kubur ini sedang disiksa. Penyebabnya bukan suatu hal yang besar. Seorang dari mereka suka mengadu domba. Sedang yang lain tidak membersihkan kencingnya.' Nabi SAW kemudian meminta dahan pohon yang masih basah. Beliau membelahnya menjadi dua bagian lalu menancapkannya di atas masing-masing kuburan. Beliau bersabda, 'Barangkali ini dapat meringankan siksa mereka selama dahan tersebut masih basah'."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar