Bismillahirrahmanirrahim.
Bagi pecinta sepakbola pastinya sudah cukup tahu pemain bintang asal Kolombia ini. Ya, Radamel Falcao. Nama lengkapnya Radamel Falcao García Zárate. Bintang klub Atletico Madrid yang memilih bergabung dengan AS Monaco (Prancis) musim 2013/2014 menuai banyak pertanyaan dari kalangan pengamat sepakbola Eropa. Apa pasal? Dengan kemampuan yang 'super hebat' di depan gawang sayang apabila ia bergabung dengan klub promosi Ligue-1 Prancis meskipun memiliki suntikan modal yang luar biasa. Dengan dukungan dana melimpah dari taipan Rusia bernama Dmitry Rybolovlev, Monaco tengah dalam proses perombakan besar.
Tapi Falcao tetap berlabuh ke klub tersebut dengan banderol 60 Juta Euro, menempatkan pemain ini sebagai pemain termahal di Ligue-1 Prancis. Pemain ini mengawali karier profesional di River Plate tahun 2001 meskipun lebih banyak duduk di bangku cadangan, sebelum reguler pada musim 2005 sampai 2009. Pemain ini semakin melejit kala pindah di klub FC Porto (Portugal), menjuarai Europea League musim 2010/2011, Juara Liga musim 2010/2011, Piala Portugal 2009/2010 dan 2010/2011, Piala Super Portugal 2010 dan 2011. Pindah ke Atletico Madrid dengan banderol 40 Juta Poundsterling, memang tidak membuatnya mencicipi gelar Juara La-Liga. Terlebih persaingan juara selama dekade terakhir ini hanya ada Real Madrid dan Barcelona. Tapi, bersama Atletico ia merengkuh gelar juara Europea League musim 2011/2012, Piala Super Eropa tahun 2012 serta Copa del Rey musim 2012/2013.
Falcao berbeda dengan kebanyakan pemain lain, ia tanpa didampingi seorang manager. Alhasil, perjalanan karier sepakbola Falcao ditentukan oleh perusahaan yang menaunginya. Lain halnya dengan pemain lain, mereka memiliki manager sekaligus penasihat yang bisa menentukan apakah pemain tersebut bertahan ataukah pindah ke klub yang melirik atau memintanya berlabuh. Berbeda dengan Falcao. El Tigre tidak memiliki wewenang terhadap urusan transfer dan hanya bersiap apabila harus pindah tanpa harus meminta konfirmasi kemauan atau tidaknya. Porto dan Atletico Madrid memang bukan tim sembarangan, dan El Tigre mempersembahkan gelar Europea League untuk dua tim tersebut. Tapi performa Falcao sebagai salah satu striker tajam tak pernah surut ataupun berkurang. Barangkali ini yang menjadi kebijakan, bahwasanya El Tigre 'harus' menjadi pemain inti atau bomber andalan agar performanya tetap bagus. Kebijakan brilliant telah ditempuh oleh tim manager perusahaan tempat Falcao bernaung.
Kepindahannya ke AS Monaco memastikan dirinya tetap sebagai bomber utama atau target man. Ini yang patut diwaspadai para penjaga gawang. Termasuk Zlatan Ibrahimovick sebagai top skorer PSG musim sebelumnya (2012/2013). Kehadiran Falcao akan menjadi arena persaingan siapa diantara dua ujung tombak yang terbaik di Ligue 1. Sebagai 'tim kuda hitam' yang diunggulkan berkat suntikan dana, pastinya AS Monaco diharapkan bisa unjuk gigi di hadapan publik Perancis. Marseille, Lyon, Lille, Montpellier, Stade Rennais, termasuk PSG wajib mewaspadai armada 'kantong besar' Monaco, terutama keganasan El Tigre di depan gawang.
Dengan performa Falcao yang masih di puncak, setidaknya pihak manager menginginkan sang striker menunjukkan performa terbaiknya di lapangan. Bukan melulu masalah uang atau gaji, karena pastinya Real Madrid, Chelsea, Manchester City yang berniat memboyong pemain ini pun mampu merogoh kocek besar untuk melabuhkan El Tigre. Tapi tidak untuk pemain yang satu ini, jika menilik kebijakan yang diambil. Dan belum tentu pula Falcao langsung mendapat tempat utama. Contoh kasus Modric, Sneijder dan Van der Vaart yang diboyong Madrid, tapi performanya kurang apik dan belum lagi persaingan di lini tengah. Ibrahimovick pernah merasakannya di Barcelona, harus bersaing dengan Messi, Pedro, dan Henry.
Dunia lapangan hijau memang penuh persaingan, Falcao paham akan hal itu. Dan Monaco yang menjadi tempatnya berlabuh bisa menjadi ajang pembuktian El Tigre meraup pundi-pundi gol dan tetap menempatkannya sebagai seorang striker papan atas. Dan bisa jadi, ia menjadi yang nomor satu di Perancis setelah dua tahun hanya menjadi nomor tiga di Spanyol karena Messi dan Ronaldo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar