Rabu, 09 Maret 2011

Mawar yang indah itu

Allah SWT berfirman:  “Demi jiwa dan sifat lurusnya jiwa , maka Ia ilhamkan pada jiwa sifat fujur (jahatnya) dan sifat taqwanya. Beruntunglah orang yang yang dapat mensucikan hatinya dan rugilah orang yang mengotori jiwanya”.

Dalam ayat lain Allah berfirman , yang artinya : “beruntunglah orang yang tersucikan hatinya”.
Ayat ini menjelaskan tentang tema besar, tema kesucian jiwa, kesucian hati. Allah SWT menyebut beruntung bagi yang dapat mensucikan hati dan rugi bagi yang mengotiri jiwa. Subhanallah, pencipta alam semesta menyebut keberuntungan, kesuksesan, berarti benar-benar kesuksesan dan keberuntungan.
Dipagi yang cerah ini, seorang keluarga sederhana, begitu merasakan kedamaian dan kebahagiaan hidup yang luar biasa. Anak-anak bangun pagi, sedang bapak ibu-nya telah lebih dahulu bangun untuk sebuah ritual malam, shalat malam, yang dilanjutkan dengan tilawah pagi. Sesaat kemudian terhidanglah sarapan pagi, semua duduk rapi sesekali diselingi oleh canda tawa anak-anak yang masih kecil. Suasana bersyukur tampak menyemangati pagi ini, tidk ada keluh kesah, tidak ada cemooh, tidak ada wajah murung. Semua ceria semua bahagia.
Saudaraku, lihatlah, jiwa yang bersih, yang dapat membwa pada rasa bersyukur yang mendalam, kebahagiaan yang mendalam, tidak lagi ada keluh kesah, menggambarkan dalam tataran yang sederhana bahwa mereka memang beruntung, mereka sukses, mereka bahagia.
Dan lihatlah disana keluarga yang gemerlap itu, pagi-pagi telah kalang kabut menyiapkan diri ke tempat aktifitasnya masing-masing, omelan akhirnya keluar dari setiap mulut penghuni rumah, anaknya yang masih kecil uring-uringan karena tidak mau bangun, padahal hari sudah siang. Hari itu dan hari-hari yang lain selalu diwarnai keributan dan ketegangan di pagi hari yang bisa jadi terus berpengaruh pada saat berikutnya sepanjang hari.Tidak ada lagi senyum, tidak ada lagi rasa bersykur. Semua akhirnya kalang kabut, semua akhirnya ribut.
Saudaraku, demikianlah gambaran sekilas tentang jiwa yang yang tidak bersih, diselimuti maksiat, bahkan sejak pagi hari. Akhirnya semua berantakan semuan kacau.
Persoalan semakain menarik kalau kita coba telusuri lebih luas, betapa orang yang bersih jiwanya akan selalu beruntung, katakan jika kawan kita adalah oang yang tulus, pemaaf, rendah hati, tidak sombong maka kita pun akan selelau respek padanya. Sebaliknya jika seseorang sombong, iri hati, pendemdam, maka jangkrik pun tidak mau berkawan dengannya.
Semuanya baru gambaran didunia,bagaimana jika berada diakhirat, maka kadar keberuntungan dan kerugiannya semakin tampak. Orang sombong tidak akan mencium bau surga, orang hasud (iri) akan memakan amalnya sendiri. Orang kikir akan dimakan hartanya sendiri. Sebaliknya seorang pemaaf dan bersih hati akan masuk surga seperti kisah sahabat yang masuk surga lebih karena setiap harinya ia memaafkan saudaranya setiap ia menjelang tidur. Orang yang mencintai Allah akan dicintai Allah dan seterusnya.
Urgensi dan keindahan hati yang  bersih terus mengalir jika kita perhatikan ha-hal berikut ini :
  1. Semua amal banyak tergantung pada kondisi hati. Jika kondisi hatinya baik maka amalnya jadi baik. Contoh amal perbuatan hanya diterima jika disertai ketulusan hati. Seperti sabda Rasulullah SAW, yang artinya : “Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat”, Disana ada hadits qudsi yang artinya : “ barang siapa melakuakan perbuatan diaman ia menyekutukanku dengan yang lain, maka mala perbutan tersebut bagi yang bersekutu tersebut dan saya (kata Allah) berlepas dari amal tersebut.  Amal dapat berlipat-lipat balasannya jika disertai dengan niat yang baik . Sebaliknya jika sebuah amal disertai dengan hati yang kotor, riya’ (pamrih) misalnya maka amal akan ditolak.
  2. Kondisi hati yang sangat suci itu bahkan bisa meninggikan seseorang ke tingkat yang sangat mulia. Contoh seseorang yang sanggup mencintai Allah lebih dari siapapun maka akan mendapatkan balasan berupa cinta Allah SWT padanya, tahukah kita jika Allah mencintai seseorang maka semuanya menjadi begitu mudah.
  3. Disana bahkan ada penyakit hati yang sangat fatal, jika kita tidak sanggup memberishkannya maka hancurlah hidup kita, contoh syirik, iri, riya; (pamrih)
  4. Dengan hati yang bersih insya Allah prilaku kita semakin baik, wajah semakin mudah menebar senyum,  lisan semakin mudah berkata baiak, tangan semakin mudah membantu  . Dan yang satu ini merupakan tantangan tersendiri bagi kita semua kaum muslimin, dimana  prilaku dan akhlak kita akhairnya ketinggalan jauh dari orang-orang yang tidak beriaman kepada Allah. Pada saat mestinya kitalah yang harus jauhlebih mulia akhlak dan prilakunya. Tiba-tiba kita menjadi tidak disiplin, tidak tertib, kurang hangat, egois . Padahal itu semua bukan warisan nilai isalam. Kita akan bngkiat ianyAllah.
Sekilas penjelasan diatas, kami harapkan dapat meyakinkan kita semua akan urgensi kesucian hati kebersihan jiwa. Sesuatu yang sangat kita butuhkan bahakan sangat mendesak.
Poin selanjutnya adalah bagaimana kita dapat menghadirkan jiwa dan hati yang bersih?
Imam al-Ghozali menyebutkan ada 3 langkahpenting dalam menghadirkan kebersihan hati :
  1. Menghilangkan penyakit hati dari hati (at-takholli)
  2. Memasukkan sifat-sifat baik ke dalam hati (at-tahalli)
  3. At-tahqquq dan at-takholluq
Pertama : Menghilangkan penyakit hati, kotoran jiwa, sifat-sifat yang buruk (at-takholli)
Hati dapat diibaratkan bagai gelas, maka agar menghasilkan hidangan minum yang segar, salah satu hal yang harus dijalankan adalah membersihkan gelas. Minuman apapun yang akan dituang jika gelasnya bersih akan tampak menarik, apalagi yang dituang adalah air putih yang jernih maka akan tamapak berkilau. Membersihkan gelas dari semua kotoran yang menghalangi  kebersihan minuman adalah hal pertama agar minuman yang disajikan dapat dinikmati oleh peminumnya. Membersihkan gelas dapat diibaratkan sebagai membersihkan semua kotoran hati  mulai  iri, dengki, ujub, sum’ah, sombong, hubbuddunya (cinta banget pada dunia)  sampai kepada riya’. Proses membersihkannya dapat dilakukan dengan berbagai cara mislanya:
  1. Mencatat keseluruhan penyakit yang diderita
  2. Kemudian satu-satu persatu ia buat program menghilangkannya dengan cara berlatih, setiap kasus yang biasanya memunculkan penyakit itu maka ia tahan, ia tahan sampai beberapa kali hingga benar-benar  hilang dari hatinya
  3. Dapat diperkuat dengan memeperbanyak ilmu   baik dari al-Quran maupun sunnah Nabi yang menjelaskan bahaya dan siksa yang akan diterima oleh pemilik penyakit hati seperti yang dideritanya
  4. Dapat disempurnakan dengan menyaksikan, mendengar dan membaca sejarah orang terdahulu maupun sekarang yang tunggang langgang karena memilki sifat-sifat buruk dan jahat seperti yang dideritany.
Kedua, memasukkan sifat-sifat baik (at-tahalli)
Setelah gelas itu bersih, tibalah saatnya gelas itu dituangi air yang bersih, suci nan jernih untuk selanjutnya dapat memberikan kesejukan pada peminumnya . Gelas yang bersih, dengan air yang bersih adalah ibarat hati yang bersih yang dihiasi sifat-sifat yang bersih. Sifat-sifat yangbersih dan  mulia dapat dirunut dari rasa bersyukur, sabar, tulus dan ikhlas, rendah hati, tawakkal sampai kepada mahabbah kepada Allah SWT.
Satu persatu kita masukkan sifat baik itu kedalam relung  jiwa kita, misalnya kita mulai dari sifat syukur, kita terus mengindoktrinasi sifat syukur itu kedalam  jiwa kita. Bisa dilakukan dengan banyak membaca Alhamdulillah, dilanjutkan dengan mencoba mengihitung dan merasakan karunia Allah yang telah ia terima, dari hal paling kecil sampai hal yang paling besar.
Mislanya ia mencoba menyadari ribuan langkah yang ia jalankan  setiap pagi, udara yang ia hirup setiap harinya, bangun dari tidur yang demikian mudah, mengunyah makanan yang demikian lancar, dan seterusnya. Untuk mengetahui betapa berharganya nikmat-nikmat itu, mari kita uji dengan kebalikannya.
Apa jadinya jika kita tidak dapat melangkah , kaki tidak dapat bergerak, bahkan bisa jadi tidak sanggup menyanggah badan. Berapa uang yang akan kita keluarkan, karena lumpuh itu kalau sudah menyerang manusia, maka hampir dipastikan manusia tidak dapat berbuat apa-apa.
Coba, jika kita tidak dapat menghirup udara atau dapat menghirup tapi tidak tersedia udara, dapatkan kita bertahan hiudup?. Dan bisa jadi saat seperti itu kita akan menukarkan semua yang kita milki agar dapat menghirup udara dengan baiak
Selanjutnya bangun dari tidur setiap paginya, bukankah ini karunia yang dahsyat sekali. Andai kita tidak bisa bangun , andai mata ini terus terpejam, andai kita terus tidur, maka tamatlah hidup kita. Semua terasa besar jika kita akhirnya kehilangan. Maka sebelum benar-benar kehilangan sadarlah kita semua bahwa semua itu adalah karunia besar yang selama ini tidak kita anggap sebagai karunia.
Contoh keempat  bagaimana jika mulut ini tidak dapat mengunyah makanan apalagi justru sakit kalau mengunyah makanan, berapa persen kenikmatan hidup ini yang akan hilang dari kita. Hidup ini akan terasa berat sekali .Subhanallah, hanya sekedar  mengunyah makanan ternyata begitu besar artinya bagi kita.
Langkah ketiga adalah dengan at-tahaqquq dan at-takholluq.
At-Tahaqquq adalah memahami dan menghayati asma’dan sifat Allah dan berusaha untuk mengamalkan konskwensinya. Misalnya saat kita tahu bahwa Allah maha ar-Rahman (penyayang) maka kita akhirnya memastikan diri sebagai hamba yang penuh kasih sayang. Kita akan merasakan kasih sayang Allah hingga kita terus merasa damai dalam hiudp. Dampaknya kita akhirnya berempati kepada orang lain,  mudah menyayangi orang lain.
Saat kita mengetahi adanya sifat al-Karim (Yang Maha Pemurah) maka kita coba memastikan diri kita sebagai orang yang memilki sifat pemurah, dermawan, suka memberi. Pada saat yang sama kita juga penuh optimisme karena kita yakin Allah SWT Maha Pemurah, pasti akan selelau memberi banyak karunia kepada kita. Subhanallah
Sedangkan at-takholluq adalah mencontoh sifat-sifat Rasulullah SAW.  Tercatatlah dalam hadits bahwa Rasulullah SAW memilki akhlaq yang sangat mulia, ia adalah orang yang lembut,penuh kasih sayang, penuh empati, dermawan, rendah hati dan seterusnya maka kita akan menirunya habis. Kita lakukan AT-tanpa M (Amati, Tiru tanpa Modifikasi). Rasuluallah SAW bersifat apa maka kita akan berupaya menirunya habis.
Demikian sekilas indahnya hati yang bersih, semoga dapat memberikan inspirasi kepada pembaca yang budiman agar selalu dapat bersama-sama menghadirkan masyarakat yang berjiwa bersih, berhati suci dan selanjutnya berakhlaq mulia. Semoga Allah memberkahi kita semua.

Formual Hati Leadership Center
Muhsinin Fauzi dan Team

Tidak ada komentar:

Posting Komentar