Sarikata.com, Lomba Cerita Anak, Dongeng, 2011
Sore ini penonton sudah memenuhi Satdion Tridaya Indramayu, dan tampak seluruh bangku di dalam stadion ini terisi penuh oleh para pendukung dari kedua kesebelasan yang akan bertanding sore ini. Ternyata pertandingan final kali ini mampu membuat banyak orang tertarik untuk menyaksikannya, dan yang tidak kebagian tempat duduk pun akhirnya duduk mengelilingi lapangan, menghampar santai di atas rumput-sumput stadion yang mengering sambil membicarakan susunan pemain yang akan bertanding sore ini.
“Wah, pertandingan final yang ditunggu-tunggu ya…,” kata salah seorang penonton kepada teman di sebelahnya.
Suara terompet mulai bergemuruh, sorak-sorai penonton semakin meriah setelah kedua kesebelasan akhirnya berjalan perlahan menuju lapangan dengan kostum masing-masing. Dan inilah pertandingan final kejuaran sepak bola antar SSB (Sekolah Sepak Bola) se-Kabupaten Indramayu, kejuaraan atau turnamen rutin yang diadakan oleh Bupati setempat untuk melihat sekaligus memilih bibit unggul yang akan memperoleh beasiswa berlatih di klub sepak bola anak lokal sekaligus seleksi pemain nasional yang akan bertanding di kejuaraan internasional tahun depan. Tampak salah seorang asisten pelatih tim nasional U-12 duduk di samping bapak Bupati sambil sesekali menunjuk ke arah beberapa pemain yang mulai memainkan bola perlahan sebelum pertandingan dimulai. Orang ini tak lain adalah yang biasa mencari pemain baru untuk berlatih bersama anak-anak yang dikumpulkan dari berbagai daerah di seluruh tanah air, sekaligus mempersiapkan mereka pada kejuaraan internasional. Setahun yang lalu anak asuhannya berhasil menembus babak semifinal sebelum akhirnya dikalahkan oleh tim Argentina 5-4 melalui adu penalti, setelah hanya mampu bermain imbang 1-1 selama 90 menit ditambah dengan babak perpanjangan waktu.
Dan wasit pun mulai meniupkan peluit, ia berlari perlahan sambil membawa bola yang akan digunakan dalam pertandingan final sore ini. Tampak beberapa tim yang tersingkir di babak sebelumnya hadir untuk menonton, sekaligus memperhatikan gaya permainan tim yang berhasil mengalahkan mereka. Dua tim yang bertanding sore ini adalah SSB Alfa dari Kecamatan Losarang dan SSB Meteor dari Kecamatan Karangampel. Bintang lapangan sore ini adalah Yoga dari SSB Alfa, sekaligus kapten tim dan bermain di posisi penyerang lubang, termasuk Yanuar yang menjadi penjaga gawang dan baru kemasukan 2 gol dari 6 pertandingan yang dimainkan dari babak penyisihan hingga sekarang. Dari SSB Meteor sendiri adalah Sandy yang menjadi top skorer untuk sementara dan sudah tak mungkin dikejar oleh Hadi dari SSB Guntur dari Kecamatan Anjatan yang berhasil dikalahkan di babak semifinal, total Sandy membukukan 9 gol. Dua orang dari SSB Meteor yang perlu diperhitungkan adalah kedua pemain sayap mereka yang biasa mengobrak-abrik pertahanan lawan, Farhan di bagian sayap kiri dan Tatang di bagian sayap kanan.
Pertandingan sore inilah yang ditunggu-tunggu oleh seluruh penonton yang datang, terlebih keduanya tahun lalu bertemu di semifinal dan SSB Alfa berhasil mengalahkan SSB Meteor 3-1. Boleh jadi pertandingan kali ini menjadi ajang ‘balas dendam’ SSB Meteor yang kalah tahun kemarin. Kedua pemain tim saling berjabat tangan, Sandy tampak begitu segar sore ini. Kedua orang tuanya duduk tenang sambil memegang terompet untuk menyaksikannya bertanding.
‘Prittttt…….!!!’
Pertandingan pun dimulai, bola dikuasai oleh SSB Alfa yang mulai bermain cepat di awal pertandingan. Sebuah sepakan dari luar kotak penalti berhasil digagalkan oleh penjaga gawang SSB Meteor, bola pun keluar lapangan dan membuat SSB Alfa meraih tendangan penjuru untuk pertama kalinya. Kedua tim saling menyerang dan bertahan, membuat seluruh penonton yang hadir terus-menerus berteriak sambil meniupkan terompet. Tahun kemarin SSB Meteor tampak bermain tidak seperti biasanya, sehingga dikalahkan oleh SSB Alfa.
“Pak, yang nomor punggung sembilan dari SSB Meteor itu si Sandy ya…?” tanya Robert kepada Bupati.
“Oh iya, yang sudah pasti jadi top skorer pak Robert… sepertinya dia pantas untuk bermain di tim nasional,”
Robert Tantular mengangguk perlahan dan kembali menyaksikan pertandingan. Ayah Sandy terus berteriak memberikan dukungan bagi putra satu-satunya, ia bersama istri dan penonton yang disebelahnya terus meniupkan terompet untuk memeriahkan suasana.
Tatang mengirimkan umpan lambung ke arah tengah, bola masih berhasil dibuang oleh pemanin belakang SSB Alfa, hanya saja sebuah sepakan keras dilepaskan oleh Sandy yang berdiri bebas tanpa kawalan. Bola menghujam deras ke arah gawang,
“Gol…!!!” teriak komentator pertandingan sore ini.
Gol ke sepuluh Sandy, yang akhirnya membuat SSB Meteor unggul untuk sementara di babak pertama kali ini. Sepertinya Yanuar harus lebih waspada terhadap serangan yang dilancarkan oleh Sandy ke arah gawang yang dijaganya, ia pun memukul rumput stadion sambil meluapkan kekesalannya. Yoga menepuk bahu Yanuar sambil membuatnya lebih tenang lagi.
“Baru satu gol… nanti aku akan membalasnya,” kata Yoga sambil tersenyum.
SSB Alfa kembali menguasai bola, dan jalannya pertandingan. SSB Meteor mulai bertahan total sambil melihat celah untuk melakukan serangan balik, tampak Tatang berlari menjauh dari bagian belakang. Umpan silang dari Yoga digagalkan oleh Sandy, ia langsung mengumpan lambung ke arah Tatang yang sudah bersiap dari bagian sayap kanan, ia berlari sangat lincah sambil melewati hadangan dua pemain bertahan SSB Alfa. Tatang langsung memberikan umpan silang ke arah Galang yang berdiri bebas, lagi-lagi tanpa kawalan pemain belakang. Yanuar mulai keluar dari gawangnya untuk mengambil bola dari kaki Galang, dan kembali lagi, sebuah gol ke arah gawang Yanuar setelah Galang berhasil melewati hadangannya. Memutar tubuh seperti yang biasa dilakukan oleh Zidane, dan diakhiri dengan sebuah tendangan pelan ke arah gawang. Galang berlari sambil merayakan golnya yang kelima, tandem dari Sandy ini berlari menuju arah pelatih dan memeluknya erat. Tak ayal pendukung SSB Meteor semakin bersorak-sorai,
‘Maju… maju… maju Meteor… kalahkan lawan sekarang juga…! Tambah… tambah… tambah golnya… bawa piala ke rumah kita…!!!’
Yel-yel yang biasa dinyanyikan oleh pendukung SSB Meteor semakin bergemuruh di stadion, skor 2-0 membuat mental pemain SSB Alfa menurun.
“Hei…!!! Ganti alur serangan… bagian kanan diisi… kamu… Hendra…!!! Lebih teliti lagi jaga di belakang…!” teriak pelatih SSB Alfa dari bangku pemain cadangan.
Pertandingan babak pertama pun selesai, skor 2-0 untuk SSB Meteor. Sandy berjalan perlahan menghampiri Tatang sambil mengacungkan jempol,
“Mantap Tang…!”
“Kamu juga Sandy… wah-wah… jadi top skor juga,” papar Tatang sambil tersenyum. Mereka berdua berjalan perlahan, menghampiri pelatih yang berdiri sambil tersenyum untuk keduanya yang bermain sangat baik di babak pertama. Total SSB Alfa melesakkan 7 tendangan dan 3 diantaranya mengarak ke gawang, SSB meteor sendiri melesakkan 8 buah tendangan serta 5 diantaranya mengarah ke gawang, termasuk dua gol yang berhasil disarangkan oleh Sandy dan Galang.
Pelatih SSB Alfa tampak begitu kecewa melihat permainan anak asuhannya, seperti tidak pernah melakukan latihan. Banyak sekali umpan yang salah, serangan yang mudah dibaca dan juga lebih banyak melakukan tendangan dari luar kotak penalti.
“Tim lawan juga memang hebat pak, kami memang kurang koordinasi… tapi melihat kondisi yang tadi sepertinya kita perlu melakukan regulasi baru untuk babak kedua,” papar Yoga.
“Hmm… baiklah, sepertinya Asrul…,” kata pelatih SSB Alfa sambil melirik ke arah bangku cadangan, disana orang yang beliau panggil Asrul sedang asyik meminum air sambil sesekali membaca buku. Dialah yang tahun kemarin menghentikan perlawanan SSB Meteor untuk melaju ke babak final, seorang gelandang serang yang memiliki tendangan yang sangat keras serta berlari sangat cepat. Selama 6 bulan ia tidak berlatih sepak bola setelah mengalami kecelakaan, posisinya pun digantikan oleh Yoga yang kini menjadi kapten tim. Tahun kemarin, baik Asrul maupun Yoga membuat irama permainan SSB Alfa begitu hidup, terlebih kedua pemain ini yang mengantarkan timnya menjadi juara turnamen tahun kemarin.
“Tapi pak… apakah bapak yakin untuk memasukkan Asrul di babak kedua?” tanya Yanuar.
“Bapak yakin… meskipun seminggu yang lalu sepertinya bapak masih mengkhawatirkan kondisi kaki Asrul yang baru sebulan sembuh secara total, secara moral… bapak masih menaruh perhatian kepada teman kalian untuk bermain di lapangan dan menunjukkan kapasitasnya sebagai pemain terbaik tahun kemarin.”
Asrul tersenyum sesaat, ia mulai memakai sepatunya dan berlari kecil di pinggir lapangan. Tampak aktivitas yang dilakukan olehnya membuat pemain dari SSB Meteor mulai membicarakannya, termasuk Sandy yang sangat ingin sekali bertanding melawannya.
“Wah… itu, Asrul kayaknya mau dimainin di babak yang kedua, apa dia benar-benar sudah sembuh…?!” kata Galang.
“Ya, sepertinya begitu… kalian harus tampil lebih baik lagi di babak yang kedua, kelau perlu tambah gol lagi supaya kesempatan menjadi juara semakin terbuka…!” kata pelatih SSB Meteor.
“Ya… siap…!!!”
Pertandingan babak kedua pun dimulai, dan pergantian pemain sekaligus ban kapten yang kini terpasang di lengan kiri Asrul yang berlari perlahan ke tengah lapangan. Ia menghampiri Sandy sambil memberikan senyuman kecil dan menjabat tangannya.
‘Priitttt….!!!’
Bola kembali bergulir, kali ini Sandy langsung mengambil inisiatif untuk menyerang. Bola sodoran Tatang berhasil dipotong oleh Asrul yang langsung berlari menggiring bola sendirian, satu-dua-tiga pemain langsung ia lewati. Tak lama kemudian ia berhadapan satu lawan satu dengan Sandy, dan dengan mudah mampu dilewatinya dengan gaya mirip Ronaldo ketika masih bermain di Barcelona. Sebuah gerak tipu memperdaya penjaga gawang SSB Meteor, dan diakhiri denga tendangan keras yang menghujam gawang.
‘Gol…!!!’
Sontak pendukung SSB Alfa berteriak kegirangan, Asrul berhasil memperkecil ketertinggalan timnya menjadi 2-1. Sebuah permainan yang sangat cantik, mampu melewati hadangan lima pemain, berlari dari tengah lapangan dan bergerak sangat cepat. Itulah kelebihan yang dimiliki olehnya, satu catatan yang membuat Robert Tantular yang kini menjadi penonton begitu terkagum dengan permainan yang diperagakan oleh Asrul di lapangan. Sandy mulai menggelengkan kepalanya, seakan tidak percaya bahwa ia terlalu mudah untuk dilewati oleh Asrul. Baru satu menit berjalan, SSB Alfa menunjukkan permainan yang bagus lewat seorang Asrul.
Bola kembali bergulir, Galang melakukan sebuah tendangan jarak jauh dan masih membentur tiang gawang. Skor masih 2-1 untuk SSB Meteor sampai menit ke 80, dengan permainan cepat, dari kaki ke kaki yang dimainkan oleh kedua tim. Dan kali ini adalah final yang sangat ideal, pertarungan antara dua ‘penyihir’ lapangan hijau, antara Sandy dan Asrul.
Sebuah pelanggaran dilakukan oleh Tatang dan menghasilkan tendangan bebas yang diambil oleh Yoga, ia langsung memberikan umpan lambung dan mampu diterima oleh Asrul. Sebuah sundulan menghujam deras ke arah gawang, dan kembali sebuah gol mampi dilesakkan oleh Asrul melalui sundulan terarahnya.
“Gol…!!!” Asrul berlari sangat kencang menuju rekan setim yang lain, terutama Yoga yang berdiri tenang. Tim SSB Meteor semakin tidak percaya, seperti terkena sihir oleh Asrul yang bermain sangat cantik. Skor pun menjadi 2-2, dan kini keadaan menjadi seimbang. Para pemain SSB Alfa semakin menaruh harapan kepada Asrul untuk kembali memberikan keunggulan lewat golnya, dan ini yang mungkin dimanfaatkan oleh pemain SSB Meteor. Dengan matinya pergerakan Asrul membuat sisa pertandingan menjadi mutlak milik SSB Meteor. Sandy terus menggirng bola, sambil memberikan umpan silang ke arah Farhan yang berdiri bebas dan sebuah sepakan keras menghujam gawang Yanuar.
Bola masih mampu yanuar tepis, dan sebuah pertaka terjadi, Sandy yang berdiri bebas akhirnya memanfaatkan bola liar yang mengarah padanya. Asrul yang mencoba menghadang tak mampu berbuat banyak dan gol pun terjadi. Sandy merayakan golnya sambil menari-nari, diikuti oleh rekan setimnya yang lain. Kali ini terisa tiga menit lagi, perpanjangan waktu yang diberikan oleh wasit, dimanfaatkan oleh pemain SSB Meteor untuk membuat pertahanan berlapis. Tak ayal serangan yang dilancarkan pemain SSB Alfa lewat Asrul dan Yoga berhasil dimentahkan, dan terus menerus keduanya berusaha menerobos namun tidak berhasil.
‘Prit… prit… prit…!!!’
“Hore…!!!”
Peluit tanda berakhirnya pertandingan pun dibunyikan oleh wasit, seluruh pemain SSB Meteor, pelatih dan official bersorak-sorai merayakan kemenangan sekaligus meraih gelar juara turnamen tahun ini. Sebuah pencapaian yang sangat sensasional, dua gelar sekaligus yakni juara turnamen dan top skorer yang diraih oleh Sandy dengan 11 gol. Para pemain SSB Alfa seakan tak percaya dengan hasil yang diraih, termasuk Yoga yang menangis sambil menutup wajahnya.
“Ayo… bangun…!” kata Asrul, ia tampak begitu tenang meskipun timnya kalah. Karena baginya bermain sepak bola adalah bukan bagaimana memenangkan pertadingannya, tapi bagaimana sebuah tim mau menerima segala kenyataan yang terjadi di lapangan serta membuat penonton tertarik dengan permainan yang disuguhkan oleh para pemain di lapangan. Ia berjalan perlahan menuju Sandy dan kembali menjabat tangannya, ia pun kembali melayangkan sebuah senyuman.
“Selamat ya… aku kalah kali ini, kalian memang tim yang mampu bekerjasama dengan baik. Pertahankan gelarnya… dan jangan lupa, nanti kita ketemu di timnas kalo bisa,” kata Asrul.
“Wah nggak hebat-hebat amat kok… kamu juga mainnya bagus Srul… baru kali ini aku melawan orang yang punya skill seperti pemain kelas dunia,”
Keduanya saling tertawa dan bertukar kaos tim, Sandy kemudian bergabung dengan rekan setimnya untuk merayakan kemenangan. Dan kini akhirnya tiba waktunya untuk penyerahan piala kebanggaan,sekaligus pengumuman pemain terbaik sepanjang berlangsungnya turnamen. Tampak Robert Tantular berdiri di samping pak Bupati yang memberikan arahan bagi kedua tim yang bertanding sore ini, beliau melihat pemain kedua tim satu per satu, sambil membidik pemain yang akan ia ikut sertakan sebagai pemain timnas U-12 yang akan berangkat ke Perancis untuk berlatih bersama anak-anak dari berbagai penjuru dunia.
Sandy maju perlahan sebagai kapten tim, ia menerima piala kejuaraan antar SSB se-Indramayu, termasuk penobatan dirinya sebagai pemain terbaik di turnamen tahun ini. Sungguh prestasi yang sangat luar biasa, baik dirinya maupun timnya memperoleh gelar sekaligus, melampaui pencapaian juara sebelumnya, SSB Alfa.
“Yeah…!!!” Sandy mengangkat piala sambil berteriak, ia berlari kecil sambil membawa piala diikuti oleh rekan setimnya yang lain. Ia menuju kedua orang tuanya sambil menunjukkan piala yang berhasil direbut oleh timnya, berikut gelar top skor dan pemain terbaik. Hari ini mutlak menjadi miliknya yang melakukan hal yang terbaik, untuknya dan juga untuk timnya.
Dari turnamen ini pun akhirnya Robert Tantular mulai mengumumkan calon pemain timnas yang akan mengikuti seleksi bulan depan, ia mengambil tujuh orang pemain dari kedua tim. Dari SSB Alfa adalah Asrul, Yoga, dan Yanuar. Sedangkan dari SSB meteor adalah Sandy, Galang, Tatang dan Farhan. Ketujuh pemain inilah yang menunjukkan permainan yang memukau sepanjang 90 menit pertandingan bergulir.
“Kalian adalah calon pemain hebat… anak-anak yang suatu saat nanti menjadi kebanggaan bagi bumi pertiwi… terus asah kemampuan kalian, saya tunggu… bulan depan di Jakarta… bersama puluhan bahkan ratusan anak-anak calon pemain timnas dari berbagai penjuru nusantara, dan kemudian dipilih menjadi 23 orang yang akan berangkat ke Perancis,” kata Robert Tantular.
Ia melihat tujuh orang harapan masa depan bangsa, yang akan berjuang di lapangan hijau untuk mengibarkan bendera merah putih di kancah internasional. Sekaligus membuat bangga negara ini terhadap semangat anak-anak, perjuangan mereka yang tak kenal lelah. Ia kembali teringat akan prestasi timnas U-21 yang dibinanya bersama pelatih utama tahun lalu kala menembus babak semifinal. Dan kali ini secercah cahaya agaknya muncul dari ketujuh pemain yang bertanding sore ini, mereka yang nantinya akan mencoba menunjukkan kehebatan memainkan ‘si kulit bundar’ dihadapan pelatih utama dan juga calon pemain timnas yang lain dari seluruh penjuru nusantara.
‘Anak-anak… jadilah kebanggaan bagi bangsa ini, kalian adalah calon bintang lapangan di masa depan…,’
terima kasih atas partisipasinya
BalasHapus