Senin, 26 November 2012

Jatinangor

Alhamdulillah aku berada di tempat ini, sungguh... kesunyian lebih banyak melanda kendati Rabbku tak pernah tertidur dan mengawasi gerak langkahku untuk memuji-Nya. Sungguh... aku merindukan Jatinangor dengan berbagai suasananya... aku merindukan ide-ide besar yang pernah terhubung dari balik percakapan maupun sapa mesra orang-orang yang tinggal ataupun singgah.

Jatinangor bukanlah sembarang kota, karena aku dibesarkan dengan berbagai fenomena di dalamnya. 5 tahun aku menempa ilmu di FTG Unpad dengan berbagai pengalaman suka maupun duka, namun... jauh lebih hebat ketika aku memandang Jatinangor sebagai kota yang 'melahirkan' kecerdasan otakku. 5 tahun bukanlah waktu sesaat untuk berbangga diri dengan gelar, aku masih perlu banyak belajar tentang Indonesia sehingga memilih untuk menetap disini, bersama Guru Spiritual yang selalu membimbing. Tawa... canda... bahagia... duka... nestapa... sudah terlalu banyak yang aku alami di kota ini.

Terlalu cepat apabila harus kutinggalkan, sehingga... aku bertekad untuk memboyong 'istri' agar tinggal bersamaku di kota ini, Insya Allah. Belum cukup hebat bagiku menepikan kebesaran kota ini... belum cukup banyak karya-karya yang dihasilkan, sehingga waktu kuhabiskan untuk menulis dan membaca. Aku sangat nyaman berada di kota ini dengan segala carut-marut serta keindahannya. Ah... terlalu sembrono apabila aku yang biasa-biasa saja banyak bicara tentang kota ini. Namun... aku akan terus menetap bersama kota ini. Di kota ini aku pun menemukan 'bidadari', dan...aku tak menyangka bersua dengan sosok baik itu dalam percakapan tidak resmi. Ia bukanlah bidadari biasa, melainkan kekuatan hati yang membawa rasa tenang akan berbagai tantangan serta ujian... hingga malapetaka itu kadang datang silih berganti menghiasi waktu. Ah... seakan kuterlena akan kehadirannya, bidadari itu... adalah ide-ide terindah yang pernah kudapatkan bersama malam di kota ini.

Bidadari itu... yang kutuliskan lewat bait pembuka dalam dwilogi novelku... Peri kecil yang senantiasa membuka keran pemikiran sehingga Sang Khaliq menjadi tempat peraduan dan pengaduanku setiap saat. Ah... hidup sendiri di kota ini memang melenakan, namun kelak... aku akan bertahta dalam iman bersama 'sang bidadari sebenarnya' di kota ini... Jatinangor yang Indah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar