*MENJADI *seorang Muslim di abad modern memang tidak mudah. Apalagi jika
punya niat untuk benar-benar menjadi Muslim yang serius dan sungguh-sungguh
secara menyeluruh dalam sebua sikap dan tindakan (*kaffah*). Ada banyak
sekali tantangan, rintangan, dan hambatan yang menghadang. Namun demikian,
bagaimanapun situasi dan kondisinya, kita tetap harus berusaha menjadi
Muslim yang *kaffah.
*
Banyak tantangan nyata di era yang sering disebut *global village *ini,
khususnya yang datang dari dunia informasi. Bagaimana hari ini media massa
banyak yang salah dalam mengabarkan Islam dan umat Islam. Di sisi lain,
dengan berbagai macam produk film, sinetron, dan *talk-show *--entah
sengaja atau tidak—seolah menggiring kita yang menontonnya untuk cinta
dunia lupa akhirat!
Tidak cukup disitu, lewat isu terorisme, Islam dan umat Islam serasa
terus-menerut disudutkan. Seolah tidak rela melihat Islam tumbuh di negeri
ini (bahkan belahan dunia lain). Kelompok Kerohanian Islam (Rohis) di
sekolah-sekolah pun sempat dituduh sebagai sarang tumbuhnya terorisme.
Setelah beberapa tahun sebelumnya konspirasi buruk itu gagal meyakinkan
publik bahwa pesantren adalah sarang terorisme.
Meski demikian, sikap sejati orang Mukmin adalah harus tetap konsisten
dengan pilihan keyakinan kita. Pepatah mengatakan, “Biarkan anjing
menggonggong, kafilah tetap berlalu”.
Sikap seperti itulah yang semestinya kita miliki dalam menghadapi kaum yang
berusaha melakukan makar dari berbagai sisi, agar akidah dan keimanan kita
menjadi goyah, sehingga lunturlah komitmen kemusliman dan kemukminan kita.
*Teguhkan Iman*
Derasnya gelombang fitnah yang melanda kaum Muslimin saat ini ikut membuat
sekian banyak kebingungan di tengah umat dan bahkan terbawa oleh arus
fitnah tersebut. Fitnah datang dalam bentun manusia, jin dan syetan.
Di era modern ini, fitnah bahkan datang dalam bentuk penyajian informasi,
kekuasaan dan kekuatan politik dan negara adidaya.
Banyak orang tergila-gila dengan dunia informasi dan media, tetapi,
pastikan, berita satu-satunya yang benar adalah khabar shodiq, yakni
Al-Qur’an yang datangnya dari Allah Subhanahu Wata’ala.
Jangan seperti kebanyakan orang saat ini, setiap hari sempat dan
bersemangat membaca koran, melihat debat di TV, namun tak pernah sekalipun
membaca Al-Qur’an.
Hadits Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda,
*“Saya tinggalkan pada kalian dua perkara, yang kalian tidak akan sesat di
belakang keduanya, (yaitu) kitab Allah dan Sunnahku.” *(HR. Malik dan
Al-Hakim)
Gencarnya fitnah, dan nilai-nilai yang sengaja merusak kaum Muslim –sedikit
atau banyak—ikut mempengaruhi umat Islam.
Sekedar contoh; jika seorang Muslim yang semestinya melihat dunia sebagai
sarana menuju Allah Subhanahu Wata’ala, yang banyak justru menjadikannya
sebagai tujuan. Harta yang semestinya diinfakkan, malah ditahan dan
ditumpuk-tumpuk. Persaudaraan yang semestinya dijaga dan dikokohkan, malah
dihancurkan. Bahkan, semestinya beribadah kepada Allah, malah mengabdikan
diri pada kekuasaan. Fitnah dan informasi yang menyesatkan inilah yang
banyak menggelincirkan kaum Muslim.
Maka tidak heran, jika hari ini orang banyak yang sudah tidak begitu peduli
terhadap agama. Jika di dalam Al-Qur’an Allah memerintahkan kita untuk
mencari akhirat dengan tidak lupa dunia (QS/ 28 : 77), sekarang kondisinya
sudah berbalik. Orang sibuk mengejar dunia tapi lupa akhirat.
Di sinilah tugas kita sebagai Muslim mendapatkan momentumnya untuk semakin
dikuatkan, dikokohkan, dan dipatenkan, agar kita bisa mendapat ridha Allah
Subhanahu Wata’ala.
*“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara
orang-orang yang bersujud (shalat), dan sembahlah Tuhanmu sampai datang
kepadamu yang diyakini (ajal).” *(QS: Al Hijr [15]: 98, 99).
Artinya, kita harus terus-menerus mempertajam keimanan dan meneguhkannya.
Dan, tidak ada cara terbaik untuk melakukan hal tersebut selain dengan
menyempurnakan kesabaran dan kesungguhan dalam beribadah kepada Allah
Subhanahu Wata’ala.
*“Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan
pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran)
mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu
dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan
orang-orang yang berbuat kebaikan.” *(QS: An-Nahl [16]: 127, 128).
*Hanya Tunduk kepada Allah
*
*“Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang- orang
munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakkallah
kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pelindung.”* (QS: Al-Ahzab [33]:
48).
Menurut Ibnu Katsir ayat di atas merupakan suatu peringatan penting agar
kita janggan mentaati (tunduk, takut, khawatir) orang-orang kafir dan
munafik. Kita hanya boleh mendengarkan apa ucapan-ucapan mereka tetapi
jangan pernah menghiraukannya sedikitpun.
Orang-orang kafir dan munafik tidak lebih laksanan seekor lalat yang suka
kepada hal-hal yang kotor, jorok, bau busuk, dan menjijikkan. Mereka sama
sekali tidak tahu mana bersih mana kotor. Bahkan karena kejahilannya,
mereka sangat suka kepada yang kotor lagi menjijikkan.
Hal itu bisa dilihat dari cara berpikirnya, ucapannya, dan perbuatannya,
yang jauh dari kebenaran dan kesucian. Lihat saja produk film-film Barat
yang selalu menampilkan aurat, pemilihan ratu kecantikan yang mengumbar
aurat, pergaulan bebas, dan materialistis.
Kemudian, terhadap umat Islam, mereka selalu curiga, dan benci, sehingga
tidak mengherankan jika ulah orang kafir dan munafik senantiasa
bertentangan dengan aturan Allah.
Dengan demikian, sangat terang bagi kita, mengapa kita harus tunduk kepada
Allah semata. Karena bagaimanapun canggihnya upaya orang kafir dan munafik
untuk menjerumuskan umat Islam, semua itu tidak akan berpengaruh apa-apa
bagi Muslim sejati. Karena semua sudah jelas. Antara hak dan bathil sangat
jelas, antara baik dan buruk juga sangat terang.
Oleh karena itu, mari kita semua bersama-sama untuk tetap berusaha menjadi
Muslim kaffah, yang hanya tunduk kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Sebab,
hanya dengan menjadi Muslim kaffah saja kita akan mendapat petunjuk dari
Allah sekaligus dapat benar-benar merasakan indahnya Islam ini secara nyata.
Bagaimana kita melakukan itu semua? Jawabnya sangat sederhana. Yakni dengan
memakmurkan masjid Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berkumpul
dengan orang-orang sholeh dan tidak takut kepada siapapun selain Allah.
Itulah jalan satu-satunya, untuk menjadi Muslim yang cerdas. Muslim yang
tidak terpengaruh oleh serbuan dunia informasi yang menyesatkan, merugikan
dan penuh fitnah.
*“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan
zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah
orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat
petunjuk.”* (QS: At-Taubah [9]: 18).
Dengan melakukan itu semua, dijamin kita tidak akan terpengaruh, apalagi
tunduk, atau salah jalan dalam menjalani kehidupan dunia yang fana ini.
Karena Allah memberikan kesempatan, bagi siapa yang melakukan tiga langkah
di atas pasti akan mendapat petunjuk.*/*Imam Nawawi*
Rep: Imam Nawawi
Red: Cholis Akbar
sumber:
http://www.hidayatullah.com/read/25847/14/11/2012/dirikan-shalat,-makmurkan-masjid:-rumus-muslim-yang-selamat!.html
punya niat untuk benar-benar menjadi Muslim yang serius dan sungguh-sungguh
secara menyeluruh dalam sebua sikap dan tindakan (*kaffah*). Ada banyak
sekali tantangan, rintangan, dan hambatan yang menghadang. Namun demikian,
bagaimanapun situasi dan kondisinya, kita tetap harus berusaha menjadi
Muslim yang *kaffah.
*
Banyak tantangan nyata di era yang sering disebut *global village *ini,
khususnya yang datang dari dunia informasi. Bagaimana hari ini media massa
banyak yang salah dalam mengabarkan Islam dan umat Islam. Di sisi lain,
dengan berbagai macam produk film, sinetron, dan *talk-show *--entah
sengaja atau tidak—seolah menggiring kita yang menontonnya untuk cinta
dunia lupa akhirat!
Tidak cukup disitu, lewat isu terorisme, Islam dan umat Islam serasa
terus-menerut disudutkan. Seolah tidak rela melihat Islam tumbuh di negeri
ini (bahkan belahan dunia lain). Kelompok Kerohanian Islam (Rohis) di
sekolah-sekolah pun sempat dituduh sebagai sarang tumbuhnya terorisme.
Setelah beberapa tahun sebelumnya konspirasi buruk itu gagal meyakinkan
publik bahwa pesantren adalah sarang terorisme.
Meski demikian, sikap sejati orang Mukmin adalah harus tetap konsisten
dengan pilihan keyakinan kita. Pepatah mengatakan, “Biarkan anjing
menggonggong, kafilah tetap berlalu”.
Sikap seperti itulah yang semestinya kita miliki dalam menghadapi kaum yang
berusaha melakukan makar dari berbagai sisi, agar akidah dan keimanan kita
menjadi goyah, sehingga lunturlah komitmen kemusliman dan kemukminan kita.
*Teguhkan Iman*
Derasnya gelombang fitnah yang melanda kaum Muslimin saat ini ikut membuat
sekian banyak kebingungan di tengah umat dan bahkan terbawa oleh arus
fitnah tersebut. Fitnah datang dalam bentun manusia, jin dan syetan.
Di era modern ini, fitnah bahkan datang dalam bentuk penyajian informasi,
kekuasaan dan kekuatan politik dan negara adidaya.
Banyak orang tergila-gila dengan dunia informasi dan media, tetapi,
pastikan, berita satu-satunya yang benar adalah khabar shodiq, yakni
Al-Qur’an yang datangnya dari Allah Subhanahu Wata’ala.
Jangan seperti kebanyakan orang saat ini, setiap hari sempat dan
bersemangat membaca koran, melihat debat di TV, namun tak pernah sekalipun
membaca Al-Qur’an.
Hadits Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda,
*“Saya tinggalkan pada kalian dua perkara, yang kalian tidak akan sesat di
belakang keduanya, (yaitu) kitab Allah dan Sunnahku.” *(HR. Malik dan
Al-Hakim)
Gencarnya fitnah, dan nilai-nilai yang sengaja merusak kaum Muslim –sedikit
atau banyak—ikut mempengaruhi umat Islam.
Sekedar contoh; jika seorang Muslim yang semestinya melihat dunia sebagai
sarana menuju Allah Subhanahu Wata’ala, yang banyak justru menjadikannya
sebagai tujuan. Harta yang semestinya diinfakkan, malah ditahan dan
ditumpuk-tumpuk. Persaudaraan yang semestinya dijaga dan dikokohkan, malah
dihancurkan. Bahkan, semestinya beribadah kepada Allah, malah mengabdikan
diri pada kekuasaan. Fitnah dan informasi yang menyesatkan inilah yang
banyak menggelincirkan kaum Muslim.
Maka tidak heran, jika hari ini orang banyak yang sudah tidak begitu peduli
terhadap agama. Jika di dalam Al-Qur’an Allah memerintahkan kita untuk
mencari akhirat dengan tidak lupa dunia (QS/ 28 : 77), sekarang kondisinya
sudah berbalik. Orang sibuk mengejar dunia tapi lupa akhirat.
Di sinilah tugas kita sebagai Muslim mendapatkan momentumnya untuk semakin
dikuatkan, dikokohkan, dan dipatenkan, agar kita bisa mendapat ridha Allah
Subhanahu Wata’ala.
*“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara
orang-orang yang bersujud (shalat), dan sembahlah Tuhanmu sampai datang
kepadamu yang diyakini (ajal).” *(QS: Al Hijr [15]: 98, 99).
Artinya, kita harus terus-menerus mempertajam keimanan dan meneguhkannya.
Dan, tidak ada cara terbaik untuk melakukan hal tersebut selain dengan
menyempurnakan kesabaran dan kesungguhan dalam beribadah kepada Allah
Subhanahu Wata’ala.
*“Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan
pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran)
mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu
dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan
orang-orang yang berbuat kebaikan.” *(QS: An-Nahl [16]: 127, 128).
*Hanya Tunduk kepada Allah
*
*“Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang- orang
munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka dan bertawakkallah
kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pelindung.”* (QS: Al-Ahzab [33]:
48).
Menurut Ibnu Katsir ayat di atas merupakan suatu peringatan penting agar
kita janggan mentaati (tunduk, takut, khawatir) orang-orang kafir dan
munafik. Kita hanya boleh mendengarkan apa ucapan-ucapan mereka tetapi
jangan pernah menghiraukannya sedikitpun.
Orang-orang kafir dan munafik tidak lebih laksanan seekor lalat yang suka
kepada hal-hal yang kotor, jorok, bau busuk, dan menjijikkan. Mereka sama
sekali tidak tahu mana bersih mana kotor. Bahkan karena kejahilannya,
mereka sangat suka kepada yang kotor lagi menjijikkan.
Hal itu bisa dilihat dari cara berpikirnya, ucapannya, dan perbuatannya,
yang jauh dari kebenaran dan kesucian. Lihat saja produk film-film Barat
yang selalu menampilkan aurat, pemilihan ratu kecantikan yang mengumbar
aurat, pergaulan bebas, dan materialistis.
Kemudian, terhadap umat Islam, mereka selalu curiga, dan benci, sehingga
tidak mengherankan jika ulah orang kafir dan munafik senantiasa
bertentangan dengan aturan Allah.
Dengan demikian, sangat terang bagi kita, mengapa kita harus tunduk kepada
Allah semata. Karena bagaimanapun canggihnya upaya orang kafir dan munafik
untuk menjerumuskan umat Islam, semua itu tidak akan berpengaruh apa-apa
bagi Muslim sejati. Karena semua sudah jelas. Antara hak dan bathil sangat
jelas, antara baik dan buruk juga sangat terang.
Oleh karena itu, mari kita semua bersama-sama untuk tetap berusaha menjadi
Muslim kaffah, yang hanya tunduk kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Sebab,
hanya dengan menjadi Muslim kaffah saja kita akan mendapat petunjuk dari
Allah sekaligus dapat benar-benar merasakan indahnya Islam ini secara nyata.
Bagaimana kita melakukan itu semua? Jawabnya sangat sederhana. Yakni dengan
memakmurkan masjid Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berkumpul
dengan orang-orang sholeh dan tidak takut kepada siapapun selain Allah.
Itulah jalan satu-satunya, untuk menjadi Muslim yang cerdas. Muslim yang
tidak terpengaruh oleh serbuan dunia informasi yang menyesatkan, merugikan
dan penuh fitnah.
*“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan
zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah
orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat
petunjuk.”* (QS: At-Taubah [9]: 18).
Dengan melakukan itu semua, dijamin kita tidak akan terpengaruh, apalagi
tunduk, atau salah jalan dalam menjalani kehidupan dunia yang fana ini.
Karena Allah memberikan kesempatan, bagi siapa yang melakukan tiga langkah
di atas pasti akan mendapat petunjuk.*/*Imam Nawawi*
Rep: Imam Nawawi
Red: Cholis Akbar
sumber:
http://www.hidayatullah.com/read/25847/14/11/2012/dirikan-shalat,-makmurkan-masjid:-rumus-muslim-yang-selamat!.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar