Senin, 31 Desember 2012

5 Teknik Bercermin 'Diri' (Muhasabah Akhir Tahun 2012)

Oleh : Aa Gym

Ini adalah sebuah rangkuman atas apa yang tidak bisa diterima secara langsung, ini adalah suatu nasihat bagi diri yang senantiasa berupaya memaksimalkan segenap potensi menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. jazakallah akhi 'Bubenk' yang sudah memberikan rangkuman materi 'Muhasabah Akhir Tahun 2012' bertempat di PUSDAI Jawa Barat-Bandung. Semoga banyak memberikan manfaat bagi yang membaca, sekaligus refreshing materi untuk yang hadir pada tempat tersebut.

TENTANG 5 TEKNIK BERCERMIN

Kita adalah tentang apa yang ada dalam hati, tentang suatu hal dalam pikiran, ucapan dan juga tindakan. dari situlah kita berawal tentang bagaimana orang lain memandang kita, pun juga koreksi diri atas segala hal yang pernah terjadi di masa lampau. Hendaknya setiap orang memperhatikan dirinya serta apa yang akan dilakukan pada esok hari, kiranya penggalan hadist tersebut sering disampaikan oleh para mubaligh yang berupaya menyegarkan kembali pikiran dan hati kita agar senantiasa memikirkan tentang diri serta rencana-rencana kedepan yang sudah pasti Allah catat dan dimintai pertanggung-jawaban.

1. Tafakuri diri - Bagaimana menyediakan waktu untuk diri kita sendiri
Tentang ucapan, apakah sudah benar dan baik ia terangkai? Tentang sikap, sudahkah ia membawa pada kebaikan serta perbaikan? Tentang niat, apakah benar hanya karena Allah semata? Tentang amal, sudahkah kita mengikuti jejak dan sabda Nabi SAW? Tentang waktu, sudahkah ia membawa pada kebermanfaatan serta kemajuan bersama? Ya, saya kurang cukup baik dalam memaparkan hal lain, karena sahabat sekalian tentunya sudah memahami hakikat penciptaan diri, kita sebagai manusia... kita sebagai hamba Allah... kita sebagai khalifah di muka bumi... kita sebagai seorang muslim lagi mukmin... dan kita sebagai peran-peran yang lainnya... semata-mata karena Allah menciptakan segenap potensi yang ada dalam tubuh. Terutama akal... Ah... saya bukan tipe yang jauh lebih baik juga dari kalian, tapi marilah kita berada dalam barisan yang senantiasa melakukan perbaikan bagi diri untuk semuanya.

2. Miliki cermin pribadi - Apa pandangan orang lain terhadap kita
Lagi-lagi tentang nasihat, sahabat sekalian yang saya cintai karena Allah. Ini adalah tentang bagaimana indahnya ukhuwah, tentang bagaimana sikap dan ucap kita kepada sesama, tentang bagaimana indahnya berbagi, tentang kenikmatan yang Allah berikan kepada manusia sebagai makhluk sosial. Kiranya sahabat sekalian punya keunikan dan ciri khas masing-masing dalam berkawan serta teknik-tekniknya. Ya... terkadang kita lupa melakukan hal ini... bertanya tentang apa yang orang lain katakan tentang kita... ini tentang cerminan sikap dan ucap kita terhadap lingkungan sekitar. menjadi diri sendiri memang perlu... tapi... apakah sikap dan ucap kita senantiasa ada dalam koridor kebaikan menurut Qur'an dan Sunnah Nabi SAW? Ini adalah tentang indahnya ukhuwah... jazakallah khairan katsiran untuk sahabat-sahabat yang pernah memberikan pandangannya tentang saya, ah... rasanya diri ini harus lebih giat berupaya menjadi lebih baik lagi. Dan jangan sampai kita menjadi landak berduri... yang bsia saja melukai orang-orang di sekitar kita.

3. Berguru pada yang ahli - yang yakin akan meyakinkan
Ini tentang bagaimana anugerah berupa akal itu kita upayakan. Akal yang senantiasa berpikir tentang apa yang Allah ciptakan, pergantian waktu dan lain sebagainya. Tentang bagaimana ilmu dunia dan akhirat itu kita genggam untuk meyakinkan diri, bahwa sehebat-sehebat orang yang pintar pun masih ada mereka yang jauh lebih pintar nan cerdas. Secerdas-cerdasnya manusia adalah mereka yang mengingat mati dan mempersiapkan kematiannya... ini adalah tentang cara kita bersyukur atas anugerah kemampuan menyerap banyak ilmu yang diterima. Dengan berguru pada yang ahli, baik dalam urusan dunia maupun akhirat, kita berupaya meraih kesempurnaan hidup yang pernah tersirat dalam Sirah Nabi SAW dan juga para sahabat. Kita belajar bagaimana mereka saling mengisi dalam hal kecerdasan dan keilmuan, ada yang jago perang seperti Khalid, hafal qur'an layaknya Salim, ketegasan yang membuat syaithan takut seperti Umar, gudang segala ilmu akhirat layaknya Ali, dan lain sebagainya. Kita belajar tentang kebersamaan membangun sebuah peradaban melalui ilmu, dimana mereka yang ahli menempati posisi sebagaimana mestinya, dan yang tak ahli semakin terlecut untuk mengembangkan diri dan meneruskan jejak-jejak kebaikan. Bukankah ilmu yang bermanfaat adalah satu diantara 3 amalan yang tak pernah putus pahalanya meskipun kita kembali pada-Nya.

4. Manfaatkan yang benci - Dia yang paling perhatian
Sahabat... pernahkah kita bertemu dengan seseorang yang membenci kita, tentang bagaimana ucapan dan sikap kita... dan bahkan kebaikan yang kita lakukan sekalipun. Ya, benar... mereka adalah orang yang paling perhatian dengan kita... sebaik-baik cermin yang membuat diri senantiasa bermuhasabah. Yang kita lakukan mungkin baik, tapi... terkadang kebaikan membuat orang lain iri, dengki, hasad, dll... Nikmatilah hal itu, karena saya pun sering merasakannya. Ah, begitu indahnya ada yang memperhatikan. Ketika diberi nikmat ataupun menyampaikan kebaikan ada yang memperhatikan, ketika duka melanda ataupun bencana menerpa ada juga yang berkata ini dan itu. Ya... terkadang kita terlalu menyombongkan diri, kita tidak pernah memahami bagaimana cara Allah menguji hamba-Nya yang beriman. Sudah cukupkah pelajaran yang kita petik dari Abdullah bin Ubay, yang namanya diabadikan Qur'an sebagai golongan 'munafik'. Ya... sekarang sangat banyak karakter yang mencerminkan sosoknya... barangkali hidayah Allah jauh lebih kita harapkan daripada ikut-ikutan mendengki seperti yang orang lain lakukan kepada kita. Berdo'alah untuk kebaikannya, semoga Allah memberikan pintu hidayah yang barangkali... melalui baiknya ucapan serta sikap kita padanya.

5. Tafakuri apa yang terjadi
Sahabat... banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita, sudahkah kita bermuhasabah setiap harinya? Ya, terkadang diri ini terlalu mengagung-agungkan rencana kedepan yang briliant tanpa mau berkaca atas segala kejadian masa lalu serta pelajaran yang bisa dipetik darinya. Tentang waktu... tentang segala hal yang pernah terjadi... sudahkah amalan yaumi kita lebih baik dan terus mengalami perbaikan dari hari ke hari meskipun hanya sedikit, ataukah kita istiqomah menjaga amalan yang membuat kita senantiasa dekat dengan-Nya. Ya... ini adalah bagaimana membangkitkan segenap energi positif yang sudah Allah berikan kedalam tubuh kita, terkadang kta lupa untuk mensyukurinya. Merenungi segala hal yang pernah terjadi... tentang keburukan, adalah bagaimana kita menghindar dan memperbaikinya... tentang kebaikan, bagaimana kita istiqomah didalamnya. Ah, diri ini masih belum cukup baik dan saya yakin... di luar sana banyak sahabat yang jauh lebih baik sehingga membuat saya lebih banyak belajar darinya. Tentang waktu... ya lagi-lagi tentang waktu. Semoga... Allah senantiasa memberikan barakah atas segenap aktivitas yang dikerjakan oleh kita selama hidup.

Kiranya ini yang biasa saya sampaikan, sepenggal kalimat yang terangkum dalam otak, sebait catatan dari sahabat yang saya cintai karena Allah. Meskipun tidak bisa hadir secara langsung, semoga banyak hal yang bisa kita petik dan pergantian waktu, bergantinya siang dan malam, serta semakin berkurangnya usia kita. Diri ini masih belum cukup baik, namun... senantiasa menjadi hamba-Nya yang terus berikhtiar. Ya Rabb, hamba hanya mengharapkan kebaikan dari tulisan ini.

Sabtu, 15 Desember 2012

Tentang...

Ini tentang bagaimana bersikap, dan ini semua adalah tentang kesabaran
Menelisik setiap urat syaraf anak manusia, namun memberikan nikmat berupa iman yang bertambah
Ini tentang bagaimana hati itu berbisik dan lidah itu berucap
Ketika lamat-lamat segera diubah menjadi suara lantang nan bergelora
Ini tentang suatu perasaan yang nyala dan nyata
Saat semua mata tertuju pada titik balik kehancuran atau kebangkitan suatu komunitas
Ini tentang kejujuran, dimana persahabatan selalu mempertanyakannya
Dan semua tertipu oleh bergulirnya banyak waktu

Ini tentang kekuatan hati, dan jiwa yang mulai rapuh
Kau tahu... iman itu akan memunculkan banyak kebaikan, bukan menusukdalam selimut
Ini tentang bagaimana menelaah, dan hasil akhir suatu perbincangan
Kau tahu... jiwa itu selalu dibisik oleh iblis sedangkan Allah selalu mengingatkan hamba-Nya
Ini tentang bagaimana menguasai pribadi yang mengaku beriman
Bukan tentang bagaimana bentuk hasil akhir yang muncul di permukaan

Ini tentang jiwa-jiwa yang banyak terlupa
Ash-Shobiyah itu merenggut banyak jiwa beriman
Ini tentang bagaimana bersikap
Sementara belum lama kesabaran itu hilang, hanya karena lidah yang salah berucap
Ini tentang berbagai do'a yang dipanjatkan, pun juga amal-amal yang terhubung dengan langit
Namun... semua terlupa akan niat-niat tulus demi merengkuh fulus yang memberangus
Ini tentang bagaimana bersikap,menelaah, beramal shaleh
Maka jadikanlah sabar itu penopang
Kuatkanlah kesabaran itu dengan iman
Tutup erat pintu kesabaranmu dari bisikan iblis yang mengecoh

Ini... tentang bagaimana kita besikap...

Jumat, 14 Desember 2012

TEKO dan GELAS

Bismillahirrahmanirrahim...

Weekend yang selalu ceria dan Insya Allah berkah bagi siapa saja yang mengharap pahala serta ridha-Nya. Baiklah, sesuai judul yang coba saya ajukan, saya berharap kebaikan atas segala sesuatu yang tertuang dalam lintasa alam pikiran yang telah Allah berikan.

Teko dan Gelas hanyalah suatu istilah. Teko yang identik dengan sesuatu yang berisi, dan Gelas yang terkait atas segala sesuatu yang akan terisi. Dan kita, manusia, Insya Allah berada pada dua keadaan tersebut. Ada kalanya kita menyampaikan sesuatu, nasihat, kebenaran kepada seseorang dan adakalnya kita menerima input data yang bisa merubah kita ataupun tetap pada keadaan seperti semula. Dan menjadi teko tak semudah yang dibayangkan, terlebih saat kita menjadi gelas.

Saat menjadi teko, niat menjadi pembuka pintu kebaikan, segala yang kita berikan kelak akan mencerminkan siapa kita dan orang-orang yang mendengarkan kata-kata kita. Kebaikan yang diberikan, maka kebaikan pula yang nampak. Maka ada istilah, 'ketika yang kita berikan adalah sampah, maka sampah pula yang keluar pada akhirnya'. Ibarat menanam padi, maka benih terbaiklah yang akan tumbuh lebih subur dan berisi. Pupuk dan Pestisida yang diberikan pun akan mencerminkan bagaimana padi yang dihasilkan kelak. Menjadi teko tak sekedar wibawa ataupun kata-kata menggugah, kita perlu berhati-hati pada 'kesombongan' yang senantiasa merongrong. Kebaikan yang kita sampaikan adakalanya ditermia, dan itu karena Allah, begitu pula dengan keadaan sebaliknya. Menjadi teko memerlukan konsistensi serta literasi yang luas, menjauhi debat, memperbaiki i'tikad, menjelejahi berbagai samudera ilmu, dan juga memahami segala macam perbedaan yang kelak timbul ataupun yang telah ada.

Pun juga saat menjadi gelas, maka kita menjadi pribadi yang luar biasa. Kenapa tidak...??? Kita meneguk ilmu sekaligus menjadi pendengar yang baik. Inilah hikmah mengapa Allah mencipatakan satu mulut dan dua telinga. Pada posisi ini kita diajak untuk menyempurnakan dua nikmat telinga serta kesabaran. Menjadi gelas pun tak semudah yang dibayangkan, karena kita memerlukan teko terbaik untuk mengisi kekosongan yang ada pada diri kita. Pada saat penuh pun, kita diharapkan menjadi pribadi yang menyalurkan berbagai isi yang telah meluap. Pada saat itu pula kita akan yang mengisi, atau menjadi teko-teko kebaikan, dan saat itu pula kita diuji dengan proses serta hasil akhir memberikan isi yang kita punya.

Ibarat dua sisi mata uang, menjadi teko dan gelas tak ubahnya berada di antara dua jurang. Yang satu membawa kebaikan, yang satu membawa keburukan. Teko berisi kebaikan, maka gelaspun akan menampung kebaikan, begitu pula dengan yang sebaliknya. Namun terkadang kita bisa 'tertipu' oleh banyaknya kebaikan yang bertebaran, karena kita terkadang melupakan kehadiran Allah yang menciptakan kebaikan. Kata-kata yang baik terkadang tidak mampu diserap atau bahkan dimentahkan, sementara yang seolah-olah baik (padahal buruk) selalu mengisi kekosongan gelas-gelas manusia saat ini. Ada apa gerangan...???

Barangkali niat-niat kita saat menjadi teko belum sepenuhnya karena Allah, barangkali saat menjadi gelas kita berkeinginan untuk menjatuhkan yang lain. Dan barangkali-barangkali hal yang lainnya. Tak mudah menjadi teko, maka tak ubahnya saat menjadi gelas, sementara Allah memerintahkan kita untuk ikhtiar (Telaah Surat At-Taubah ayat 105). Kita diharapkan menjadi pribadi yang berusahan semaksimal mungkin, hingga hasil akhir sepenuhnya milik Allah. Niat menjadi pembuka barakah, ikhtirar menjadi jalan terhadap ridha-Nya, maka tawakkal merupakan penutup setelah do'a2 itu terpanjatkan.

Barangkali tulisan sederhana ini mengingatkan kita semua, dan semoga Allah ridha atas tulisan ini. Saya mencintai kalian karena Allah... Wassalam...

Selasa, 11 Desember 2012

Dia... Ataukah Dia.. Ataukah Dia Yang Lainnya

Hingga telah sampai pada waktuku untuk beranjak, menerawang setiap setiap detik langkah yang pergi menjauh. Aku masih dalam jiwa yang merindu Tuhan, mengharapkan Dia seanantiasa memberikan kekuatan yang tak berperi agar tegar dalam langkahku. Seringkali kuterisak dalam gelak tawa yang berlalu, menyisakan setiap denting duka yang entah mengapa ini terjadi. Munajatku hanya agar pundak ini begitu kuat memikul beban serta amanah yang Dia berikan. Aku pun memastikan bahwa jiwa yang terus kujaga agar tenang ini berada dalam jalur cahaya yang penuh iman.

Hingga pada akhirnya, waktu itu telah datang dan kembali berlalu. Aku masih ada seperti yang sekarang, melewati segenap ruang waktu dan terus berjalan. Hingga pada akhirnya, aku terus berada dalam keadaan yang kucoba bersinar cerah. Beningnya hati karena iman memang tiada duanya, aku terus melangkah meski cukup banyak ketiadaan daripadaku. Aku terus melayang dalam lintasa pikiran, berharap cinta itu bersemayam dalam ruang iman di hatiku.

Hingga suatu saat aku terbawa dalam ruang mimpi yang bertepi. Langkah kakimu perlahan melewati setiap padang rumput hingga kutemukan banyak sosok sahabat yang memberi nasihat. Mereka nyata, namun diriku hanya berhalusinasi dalam alam mimpi. Suara itu... nasihat itu... tepukan bahu itu... senyuman manis itu... seakan nyata dan hatiku senantiasa berbunga dalam iman. Aku terus terbawa dalam langkah tegap, hingga suatu ketika kumenatap sebuah pohon beras di ujung jalan. Pohon yang mengisahkan tentang arti kehidupan dan perjalanan iman dalam mengarunginya. Pohon besar dimana bertahta gadis yang sampai saat ini tak kuketahui asal dan maksud tujuannya.

Hingga pada suatu ketika... aku hanya mampu meraih bayang-bayang semu, ia tak bisa kusentuh saat ini. Dan pada suatu waktu nanti... ah... waktu itu belum tiba, entah siapa sosok gadis yang Tuhan tunjukkan padaku, gadis berjilbab panjang warna putih. gadis berwajah manis yang tak kuingat namanya saat itu, namun begitu nyata dalam kehidupanku. Akankah ia...?

Aku tak banyak berharap... hingga pada waktunya... dia... atau mungkin dia... atau mungkin dia... dan yang lainnya.

Sang Bidadari

Aku terpana dalam diam, sebagaimana ia yang telah hadir dan menghilang
Malam itu begitu terang, sedang aku masih terbawa dalam bayang-bayang
Arti kehadiran itu senantiasa jelas dan menerawang
Mengisahkan tentang perjalanan anak manusia dalam lintasan mimpi yang melenakan
Aku kembali terpapa dalam harap, lantunan dzikir pun mengalun lembut dalam munajat
Aku kembali terdiam dalam tawa, menelisik setiap degup jantung atas nikmat-Nya yang tak terkira
Aku hanya kembali menyapanya dalam diam, bersama sentuhan kasih yang tak berasa
Tatap matanya hanya menelisik sekujur aliran darahku, namun aku hanya bisa diam

Raut wajahnya mengisahkan rindu dan penantian
Kata-katanya menusuk arti penting sebuah kehidupan
Perjalanan hidupnya adalah kisah yang perlu dipahami
Kecintaannya pada Tuhan adalah sebuah ilmu yang patut diteladani
Ia sama seperti kebanyakan yang lain, kecuali ilmu dan amalnya
Ia sama seperti keadaan yang lain, kecuali rupa dan sikapnya
Ia mencintai Tuhan dan Rasul-Nya, ia mencintai kedua orang tuanya
Ia menyayangi adik-adiknya, ia pun sangat bersahabat dengan lingkungannya

Aku hanya mampu terpana dalam diamnya, menelisik setiap tatap mata sayu yang ia pancarkan
Tidak ada keraguan, namun penuh kebisuan
Tiada kebahagiaan, namun penuh akan mimpi dan harapan
Ia hanya mampu menatapku yang menghadap langit, aku pun hanya menyapanya yang duduk beralaskan rumput yang menghijau
Ia hanya memantik senyum saat kata-kata selesai terucap, dan aku hanya mengangguk cinta setelah suara itu terdengar
Aku dan dia berada dalam alam keterbatasan, melantunkan nada-nada syahdu seakan telah terikat dalam iman
Aku dan dia memantik rindu dalam kecerahan, seakan aku dan dia semakin mendekat dalam wangi surga-Nya

Aku dan dia tiadalah nyata, kecuali mimpi dan cita-cita
Aku dan dia tiadalah berupa, kecuali iman dan cintanya
Aku dan dia memang selalu hadir
Aku dan dia senantiasa menggenggam rindu
Aku dan dia selalu tertawa dalam pilu
Aku dan terkadang menangis dalam suka
Aku dan dia yang dipersatukan dalam iman
Aku dan dia yang menatap masa depan iman menuju jannah-Nya

Ya, aku dan dia...
Aku bersama bidadari yang Dia janjikan, merengkuh setiap detik waktu yang telah terlewat


#Alunan Nada Mimpi Yang Menelisik Kala Sepertiga Malam Itu Tiba... Ya Rabb Sampaikanlah...

Sabtu, 08 Desember 2012

Masa Depan Kita Terlalu Cerah...?

Oh ya...? kusampaikan salam hangat penuh cinta untuk sahabat, dan dengan Basmallah aku memulai merangkai kata terbaik yang bisa diberikan. Sudah berapa lama kita hidup (berapa tahun lah... ^_^)? Dan sudah sejauh mana kita melangkah dalam mendalami makna hidup? Disini tidak ada yang mengajari... hanya memberikan sedikit nasihat terutama pada diri pribadi. Karena terkadang diri terlalu lemah dalam menghadapi kenyataan hidup, diri ini terlalu lemah dalam menghadapi berbagai problematika... baik dalam diri maupun umat kebanyakan. Barangkali #Prophetic Learning menjadi sarana bagi kita semua agar menjadi 'Generasi Pembelajar' yang juga 'Pilar Kebangkitan Umat'.

Menilik sejarah Nabi SAW, maka akan terbayang di pikiran kita bagaimana mulianya tutur kata lagi sikap. Ya... beliau yang dijuluki Al-Amin menjadi sosok yang diteladani sejak belum diutus menjadi Rasul hingga akhirnya Islam terjaga sampai sekarang. Kita akan melintasi dimensi kebaikan demi kebaikan yang mengalahkan serangkaian kejahatan, dan beliaulah (nabi SAW)... yang mengajarkan pada sahabat serta umatnya tentang arti penting sebuah kehidupan. Dan arti penting kehidupan bagi kita (menurut beliau SAW) adalah bagaimana kita memanfaatkan waktu kita. Dan secerdas-cerdasnya manusia adalah mereka yang mengingat mati dan mempersiapkan kematiannya (Al-Hadist). Dan... mempersiapkan kematian akan sangat berkaitan dengan manajemen waktu kita. Bagaimana kita menggunakan waktu sepanjang 24 jam dalam sehari serta menghadirkan Allah didalamnya.

Suatu saat kita mungkin akan jauh dari tempat-tempat yang dipenuhi kebaikan, majelis dzikir dan ilmu, tempat-tempat yang jauh dari kesyirikan. Dan... suatu saat pula kita akan berada di lokasi yang sangat jauh dari kebaikan, penuh dengan asap rokok, senda gurau yang melenakan, pun juga... maksiat-maksiat yang hampir-hampir menjerumuskan serta menghapus kebaikan demi kebaikan yang kita kerjakan. Tidak mudah kawan... tidak mudah... dan hal termudah bagi kita adalah menjaga diri kita sembari memunculkan banyak kebaikan di tengah keburukan yang selalu hadir. Tidak mudah kawan... hidup tenang di lingkungan yang mereka menyepelekan shalat, sementara diri ini berupaya keras untuk menjaga amalan yaumi. Tidak mudah... tapi kita masih bisa menjaga diri kita dengan ibadah serta do'a. Tengok bagaimana Rasul berupaya dalam kesempitan, dan perjuangan beliau ditemani Khadijah ra... serta dukungan Abu Bakar, Ali, Darul Arqam sebagai tempat pertemuan... beliau pun menghadapi kesempitan hingga ruang gerak dakwah beliau bersama para sahabat dibatasi. Dan itu adalah rangkaian awal perjalanan dakwah Islam dengan membawa panji-panji A-Qur'an.

Lantas bagaimana dengan kita...? Dakwah itu tak semudah membalikkan kedua telapak tangan... dakwah itu sejalan dengan kualitas dan kuantitas amalan yaumi kita. Bagaimana orang yang diseru atau minimalnya dicontohkan mau mengikuti kita... sementara diri sendiri pun masih acak-adut dalam kelola waktu agar senantiasa dekat dengan Allah...??? Bilamana pertolongan Allah yang dekat itu...? Bilamana... sementara waktu kita habis hanya karena 'nikmat pekerjaan' atau 'majelis ilmu' atau 'agenda-agenda dakwah lainnya' dan kita... mengurangi waktu bermunajat pada-Nya. Berdua... dalam mihrab yang penuh cinta... dalam ruang kosong yang penuh berkah... waktu yang tidak hanya ada pada saat sepertiga malam kawan meskipun itu adalah sebaik-baik waktu dalam sehari. Dimana kita meletakkan pagi, siang, sore dan malam...??? Dan apakah Allah... senantiasa hadir dalam segenap aktivitas kita. Kita memang sedang berdakwah kawan... tapi tempatkan Allah pada tempat tertinggi... bukan ucapan ataupun pemikiran kita...!!! Diterima atau tidaknya dakwah kita mutlak urusan Allah... bukan karena kita. Tengok pula paman nabi SAW. Abu Thalib... Islamkah beliau saat akhir hayatnya...??? tidak... tidak... tapi kita pikirkan... bagaimana paman nabi SAW melindungi beliau SAW dan juga dakwahnya, rela menahan kelaparan bersama Bani Hasyim hanya untuk melindungi Muhammad SAW dari tangan-tangan Kafir Quraisy.

Prophetic Learning... suatu sarana memandang masa depan kita yang sudah Allah persiapkan, kita belajar dari masa lalu... kita menguatkan diri dari perjalanan atas setiap tutur kata dan sikap Nabi SAW. Dan kita... masa depan kita... bisa dikatakan terlalu cerah... Oh... barangkali kegelapan hati telah menutup pintu-pintu kebaikan yang sebenarnya membangkitkan energi positif yang telah Allah siapkan jauh sebelum kita lahir ke dunia. Apakah itu...??? AKAL... Ya... AKAL...!!!

Akal yang selalu berpedoman pada petunjuk Allah, akal yang senantiasa memikirkan tanda-tanda kebesaran-Nya lewat segala ciptaan-Nya... akal yang senantiasa menghadirkan-Nya bersama segenap aktivitas. Akal yang membimbing kita menjauhi kesombongan... Akal yang membuat lisan kita banyak berkata 'Semua Karena Allah...,'... lisan yang penuh dengan dzikir... karena AKAL kita... jadi wajar... apabila masa depan kita terlalu cerah... karena kita menggunakan AKAL yang membimbing untuk masuk surga... bukankah itu cita-cita terbesar anak manusia??? Bukankah itu kenikmatan tertinggi yang Allah ciptakan untuk kita...???

Lantas apa yang membuat kita ragu...? Mengapa terkadang kita menjadi Tuhan atas segala aktivitas yang dikerjakan, bukankah Allah menciptakan kita sebagai manusia...? Mengapa terkadang kita sendiri yang 'mengerdilkan' fungsi akal hanya karena berbagai tantangan atau ujian yang Allah berikan kepada kita... kita memang lemah... YA... tapi bukan begitu 'Bagi Pemilik Masa Depan Yang Terlalu Cerah'... kekuatan iman yang mendorong pribadi agar tetap tegar dengan lingkungan yang jauh dari Allah, kekuatan iman... yang membawa pribadi lebih banyak menangis ketika diberikan kebahagiaan... kekuatan iman... yang membimbing hati agar tawakkal ketika susah melanda. kekuatan iman... yang menjaga diri agar selalu dekat dengan-Nya dalam kondisi apapun.

Masa Depan Kita Terlalu Cerah... Ya... apabila kita menggunakan konsep AKAL yang selalu bersandar pada Al-Qur'an dan Sunnah, serta Ijma'... pendapat para ulama... terbebas dari Taqlid, menjauhi SYIRIK... membuang jauh KESOMBONGAN yang membuat 'SURGA' tempat yang Allah janjikan bagi hamba-Nya yang beriman serta beramal sholeh 'MENOLAK" kehadiran kita!!!

#Prophetic Learning

Minggu, 02 Desember 2012

BEAT THE OTHER



1 Desember 2012 Timnas kita dikalahkan kembali oleh tetangga sebelah, Ya... dalam sebuah permainan memang pasti ada yang menang dan kalah, lumrah. Tidak perlu ribut-ribut menyalahkan siapa ataupun kecewa, karena barangkali Allah lebih kecewa karena kita melupakan kehadiran-Nya tanpa disadari. Nah... timnas kita masih punya kesempatan lebih banyak lagi untuk memenangkan pertandingan pada event yang lain, tinggal bagaimana kita siap untuk mendukung. Tak perlu ribut-ribut merecoki kisruh PSSI kalau kita tidak terlibat, kecuali kita ingin melibatkan diri dengan menjadi pengurusnya. Karena disinilah barangkali bertebaran dosa-dosa akibat mulut yang tak dijaga, karena disini pula barangkali kita seolah-olah menjadi ‘TUHAN” atas apa yang terjadi dengan timnas kita semalam. Sudah... tidak perlu risau, karena kita sendiri pun masih punya tugas yang ‘menumpuk’ untuk segera diselesaikan. Jangan kotori ‘luapan energi positif’ yang sudah Allah ciptakan hanya karena kecewa atas apa sesuatu yang kita tidak terlibat didalamnya, kecuali... kita bertekad untuk melibatkan diri.

Nah,,, menilik setiap pertandingan sepakbola, agaknya kita perlu sedikit mengulas terkait judul ‘BEAT THE OTHER’ yang saya sajikan. Ya... sebagai pengamat sepakbola memang diperlukan ketajaman berpikir dan juga data-data sebelum menuangkan kalimat demi kalimat, sama halnya ketika seseorang diminta menjadi pembicara ataupun seorang mahasiswa yang menempuh sidang sarjana. Kemampuan analisa dari berbagai data yang membuat pemahaman berkumpul, kelak akan membantu tertuangnya kata-kata ilmiah ataupun sekedar kalimat baik.

Mengalahkan sebuah tim, dalam dunia sepakbola, tidak ditentukan oleh seorang ‘megabintang’ ataupun ‘juru taktik’ mumpuni. Itulah mengapa Rasul memerintahkan agar kita selalu mengerjakan shalat wajib secara berjamaah, karena sesungguhnya kebahagiaan dan juga kemenangan akan lebih mudah diraih disaat bersama. Selama ini, bagi yang hobi menonton atau bahkan punya tim sepakbola idola/fans, mungkin tidak semua mengetahui seluk-beluk tim kesayangan, yel-yel, sejarah berdiri klub, sejumlah prestasi hingga musim keterpurukan. Kebanyakan euforia atas kemenangan atau trofi yang didengungkan, dan memang benar semua orang sangat menginginkan kebahagiaan. Namun... sebuah tim besar selalu memiliki sejarah kelam yang membuat mereka segera bangkit dari keterpurukan. Piala Dunia 1982 dan 2006 membawa Italia menjadi kampiun disaat skandal Calciopoli merebak, hebat! Secara mengejutkan... Chelsea menjuarai Liga Champions untuk kali pertama, tahun 2012, meskipun didalamnya ada seorang 'striker mahal yang mandul' Fernando Torres, mengalahkan tim sekelas Barcelona di semifinal, luar biasa!

Adakah yang pernah menyadari klub Steaua Bucuresti (Rumania) dan Notingham Forest (Inggris) pernah berjaya di Eropa? Barangkali searching di ‘google’ Insya Allah akan menambah banyak data-data tentang apa yang kita yakini dalam sepakbola. Kita boleh jadi fans suatu klub sepakbola, misal saya yang mendukung AC Milan sejak 1998, karena tidak ada larangan didalamnya. Dan tidak perlu pula kita berlebihan, apalagi saling ejek yang justru menambah dosa, padahal siapa kita dengan klub itu...? fans adalah pendukung, dan itulah salah satu kekuatan untuk mengalahkan tim lain. Hampir seluruh pertandingan kandang dimenangkan oleh tuan rumah, dan itulah... salah satu kekuatan yang membuat sebuah tim sepakbola mampu memenangkan laga di depan pendukung sendiri. Karenanya... seorang fans adalah yang mengetahui seluk-beluk tim yang mereka bela atau dukung, tidak hanya sekedar bintang. Fans pula yang menjadi aktor kedua belas saat pertandingan kandang berlangsung... euforia semangat tak kenal lelah yang membantu tim kesayangannya bangkit dari ketertinggalan atau minimal menyamakan kedudukan... apalagi, ketika yang dihadapi adalah tim dengan kualitas yang lebih baik.

Lagu bagaimana dengan laga tandang...? yuk kita liat bagaimana tim asal Spanyol, Barcelona, dimana sosok Messi menjadi ‘momok’ yang menakutkan. Ups... tunggu dulu... Barcelona bukanlah Messi atau Xavi atau Iniesta atau Puyol... Barcelona adalah Barcelona yang dilatih Tito Vilanova mulai musim 2012/2013 dengan sejumlah prestasi setelah tim ini berjaya di bawah asuhan Guardiola. Tim ini dibangun dengan ‘kepercayaan diri yang sangat tinggi, jadi wajar apabila ‘kemenangan’ menjadi ‘nilai mutlak’ yang selalu diperoleh. Namun Barcelona bukanlah ‘superior’, tim ini pasti mengalami kekalahan dan kembali menuai hasil positif. Kepercayaan di lapangan, ruang ganti, staf, official, para petinggi klub... menjadi kekuatan lebih yang dimiliki oleh Barcelona, jarang ada tim sepakbola besar yang seperti ini.

Yang membuat kita berpikir adalah bukan karena Barcelonanya, namun bagaimana lawan yang dihadapinya. Rata-rata, entah pura-pura ataupun jujur, setiap tim yang melawan Barcelona ‘ciut’ sebelum bertanding. Dengung-dengung ‘Messi’ataupun Xavi ataupun Iniesta menjadi ‘trending topic’, dan hampir seluruh pelatih menginstruksikan agar pemainnya menjaga pergerakan Messi. Benar memang... tapi... mereka melupakan ‘kebersamaan’ yang sudah dibangun tim ini. Barcelona memiliki banyak pemain dengan skill individu diatas rata-rata, tapi... setiap kali bertanding yang mereka lakukan adalah melakukan passing, membuka ruang... dan GOL...!!! itu... yapz... memang seperti itulah permainan Barcelona sejak Frank Riijkard menangani Ronaldinho cs tahun 2005. Umpan-umpan akurat menjadi kunci kekuatan tim ini untuk mengalahkan lawan, dan kemampuan individu pemain ‘dikolektifkan’ dalam suatu kesatuan. Wajar... apabila setiap tim yang melawan akan ‘ciut’ duluan. Dan inilah kunci terbesar UNTUK MENGALAHKAN SEBUAH TIM.

BEAT THE OTHER bukanlah sarana saling sikut, namun upaya untuk meraih kemenangan secara bersama. Karena bersama-sama membuka keran komunikasi, percepatan prestasi hingga ide-ide besar yang akan dikerjakan. Seperti tim Barcelona, meskipun saya bukan fans tim ini, sudah mengantongi kemenangan karena tim lawan dikalahkan seorang ‘Messi’ sehingga mengabaikan peran pemain yang lain... dan memang... Barcelona kembali menang, menang dan menang. Kalah lagi... menang lagi dan begitu seterusnya. Menjatuhkan mental lawan dengan kekuatan bersama akan jauh memberikan dampak, daripada hanya mengandalkan satu individu dengan kualitas super yang ‘belum tertandingi’. Itu yang belum ada di tim megabintang sekelas ‘Real Madrid’, maaf buat fansnya, terlalu mengandalkan kekuatan finansial, bintang sepakbola, pelatih. Terlalu sering taktik berubah, kurangnya kebersamaan dan terlalu vitalnya peran Ronaldo. Karena pada dasarnya tim pemenang adalah yang membangun kekuatan secara bersama. Itulah mengapa tim sekelas “Steaua Bucuresti” pernah berjaya di Eropa, bukan karena Dejan Savicevic yang memang menjadi bintang saat itu.

Bersama Insya Allah kita bisa ‘Beat The Other’, adanya orang hebat... adalah suplay untuk menjaga kebersamaan... bukan malah membiarkan orang itu bertindak sendirian. Ingat... kebersamaan mendekatkan pada kemenangan... pasukan Khalid mampu mengalahkan Romawi di Yamurk karena kebersamaan... ada pasukan Ubaidah bin Jarrah, Amr bin Ash, Yazid bin Abu Sufyan, Qaqa, dan lain-lain... tidak melulu mengandalkan Khalid karena kemenangan pun Allah yang mengatur dan pergilirkan. Namun... kebersamaan jauh membuka jalan kemenangan, dan itulah yang tidak disadari oleh pasukan besar Persia dan Romawi pada saat itu. Mereka terlalu mengandalkan sosok panglima, membiarkan ‘ciut’ nyali para prajurit, tidak ada kebersamaan kecuali karena keterpaksaan. Berbeda dengan pasukan muslim yang memang ‘mengejar syahid’ sehingga mereka bersemangat ketika berperang, terlebih... apabila diberi kemenangan mereka akan tetap hidup dan kembali bekerja bersama-sama serta siap memenuhi panggilan ‘jihad’ apabila diperlukan.

Bersama, Insya Allah kita pasti bisa... pasti bisa... pasti bisa... gagal..??? Insya Allah berhasil... pasti berhasil... kekuatan ikhtiar itu jauh lebih meledakkan ‘energi positif’ dalam diri ketimbang merutuki ‘kegagalan’. Tidak ada yang lebih nista daripada ‘mencela’ sebuah kekalahan, ataupun merecoki lawan yang kita kalahkan. Tidak perlu kita kotori lisan dan pikiran kita atas sesuatu yang kita tidak terlibat didalamnya. Kita masih punya tugas besar yang dikerjakan bersama... kita punya tumpukan PR yang harus diselesaikan bersama... kita bisa juga berkaca dari rentetan kegagalan untuk meledakkan ‘energi positif’ dalam diri. Dan yang terpenting kita masih hidup... kita masih punya banyak kesempatan untuk meraih kemenangan... dan menghadirkan Allah dalam setiap langkah.

TRUST ME, WE CAN BEAT THE OTHER, TOGETHER... SMILE WITH THE OTHER... LAUGH... ADVENTURE... AND EVERYTHING... INSYA ALLAH... WE WILL MEET AGAIN IN ‘JANNAH’ TOGETHER... AAMIIN...

*Timnas Indonesia masih punya banyak kesempatan meraih kemenangan di waktu yang lain... Anak-anak usia dibawah 12 tahun telah membuktikan dengan menduduki peringkat 4 Danone Nations Cup tahun 2006 (best defense dengan 1 gol), peringkat 6 tahun 2009, tahun 2005 Muse Irving (meskipun kini belum tersiar kabar tentangnya) menjadi top skorer dengan 10 gol dan timnas kita terpilih sebagai best attack dengan total 24 gol. selama dunia ini belum kiamat... selama kita masih percaya... selama Allah memberikan kesempatan anak-anak Indonesia untuk menjadi bagian ‘GARUDA DI DADAKU’...!!! Ayo... Ayo... Ayo... Indonesia BISA!!!