Selasa, 10 Mei 2016

Dibawah Naungan Cinta - 3

Kali ini, salah satu bait puisi yang hendak kusampaikan. Bukan puisi cinta biasa, karena ia adalah bisikan yang menggugah jiwa. Dan bahwasanya cinta pada-Nya, menunjukkan diri ke arah kebaikan. Dan cinta-Nya, menjaga hamba dari banyak keburukan.

Kepada diriku aku berkata
Antara terang dan gelap tidaklah sama
Camkan! Semua manusia niscaya binasa
Jaga dirimu dari hawa nafsu dan segala cela
Camkan! Itu adalah pintu menuju binasa
Di permulaan ia tawarkan kenikmatan
Sesungguhnya hina dan sesal yang kau dapatkan
Segala kesenangan pastilah berujung kematian
Walau dua kali lipat usia Nuh bin Lamik diberikan

Hidup di negeri fana janganlah terlena
Maut terus ingatkan kita niscaya binasa
Yang tunduk perintah 'Azza Wa Jalla
Ikuti akal, singkirkan hawa nafsu pula
Kan ia raih kemenangan di sisi-Nya, niscaya
Ia kan dapatkan segala nikmat swargaloka
Yang paham hakikat perintah 'Azza Wa Jalla
Kan lihat keelokan yang tak dimiliki siapa saja

Yang mengenal-Nya niscaya tak menentang-Nya
Walau segala kuasa dan tahta menggodanya
Jalan takwa dan ibadah adalah jalan termulia
Hanya pejalan terbaik yang menempuhnya
Selain di jalan kebenaran tak ada yang lebih mulia

Yang tak sanggup kendalikan dirinya
Tak kan raih nikmat akhirat dan hidup mulia
Mulia nian mereka yang jadi panutan
Karena punya kelakukan mulia dan segala kesucian
Yang sukses meredam gejolak nafsu
Kemuliaan dan ketentraman menyertainya selalu
Hidup dan mati yang dicita-citakan mereka dapatkan
Kemenangan hakiki teraih di negeri keabadian

Nafsu yang tawarkan kenikmatan mereka tentang
Melihat cahaya menyapu segala kegelapan
Kalau saja jasad mereka tak punya
Niscaya kau sangka ia malaikat belaka
Tuhan, dahulukan dan limpahi keshalehan mereka
Anugerahi dan berkati mereka semua
Duhai jiwa, siap dan berjuanglah sepenuh nyawa
Janganlah kau bosan raih kenikmatan sesungguhnya

Bila jerihmu kau luluh-lantahkan dengan nafsu
Kebenaran telah kau langgar, sungguh kau tahu itu
Ajaran-Nya telah Ia jelaskan pada manusia
Penjelasan-Nya lebih terang dari bintang di angkasa
Duhai jiwa, berusahalah sekuat tenaga
Tekadmu, tajamkanlah setajam pedang tertajam di dunia

Bila manusia renungkan wujud sejatinya
Ia kan tahu hidup bukan untuk bahan tertawa

(Ibnu Hazm El Andalusy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar