Senin, 07 Maret 2016

Perindu Surga

Malam ini biarlah kami mengeja lubang atsmosfer
Mungkin dengannya kami mampu bertahan hidup
Karena kesenjaan adalah bukan suatu akhir
Lalu derap langkah adalah keyakinan
Maka biarlah hati kami berseru

Jiwa-jiwa ini pun tertambat
Mungkin ikatan melingkupi sedemikian eratnya
Selalu ada bait-bait kata hati dalam sujud
Lalu kami pun bangkit untuk kembali mengeja kata
Maka biarlah kami berjalan bersama peluh

Sampaikanlah...
Serukanlah...
Berjalanlah...

Dan tiada jeda bagi Tuhan mengajarkan kami
Meski kadang meluruhkan sendi
Lalu kami memilih untuk bangkit
Jiwa-jiwa kadang berpaling
Meski rerumputan selalu memaksa tumbuh
Barangkali cara Tuhan mengajarkan kami bertahan adalah seperti ini

Lalu biarlah barisan ini terus bertahan
Dan jeda demi jeda kata menjadi bait kiasan

Hingga malam semakin menggigit
Kami tetap ada disini
Kami menatap langit malam ini
Lalu jiwa kami berpadu
Lalu lantunan ayat surgawi semakin mengisi
Dan hati-hati kami semakin tertambat

Maka biarlah pelajaran tentang hidup membuat kami tertatih
Namun selalu ada akhir yang baik
Ada akhir yang jauh lebih baik
Lalu biarlah kami menjadi pemimpi
Karena memimpikan surga bukanlah larangan
Karena mengusahakannya membutuhkan energi tak terhingga
Meski selalu ada batas
Walau terkadang labirin menghalangi

Inilah kami
Ya...
Raga dan jiwa yang berpadu
Inilah kami
Ya...
Para perindu surga

Bandung, 7 Maret 2016. (Area Front Line Bintang Pelajar Cabang Tubagus Ismail Bandung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar