MANAJEMEN WAKTU
Definisi Manajemen :
Suatu proses merancang dan memelihara suatu lingkungan dimana
orang-orang yang bekerja sama di dalam suatu kelompok dapat mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dengan seefisien mungkin (H. Weihrich &
H. Koontz).
Fungsi Manajemen dan landasan Syari’ah :
1. Planning (QS. Al Hasyr :18)
2. Organizing (Ucapan Ali ra.)
3. Actuating (QS At-Taubah :105)
4. Controlling (Hadits Rasullulah)
Urgensi Waktu
Waktu
adalah sesuatu yang amat penting bagi kehidupan manusia. Dalam
kehidupan ini, setelah mengenal tiga dimensi, manusia mengenal dimensi
waktu, yaitu suatu dimensi yang mengikat kehidupan setiap makhluk
kemanapun dia beraktifitas. Sayangnya,
tidak semua manusia menyadari keberadaannya dalam waktu. Banyak yang
merasa bebas dengan waktu dan akhirnya menyia-nyiakan, bahkan mengisinya
dengan aktifitas yang menghancurkan serta membinasakan dirinya. Padahal
dalam QS Al Anbiya: 35 manusia diingatkan akan mati. Juga QS Al A’raf
;34 manusia diingatkan akan batas waktu. (Lihat QS 4 :77) Termasuk
hadits “ Dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu olehnya, yaitu sehat
dan waktu luang (Riwayat Bukhori)
Karakteristik Waktu
1. Cepat
berlalunya QS 79 :46 “Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu,
mereka merasa seakan-akan tidak tinggal di dunia melainkan hanya
sebentar saja di waktu sore atau pagi hari”.
2. Waktu yang telah berlalu tidak dapat kembali dan tidak dapat diganti.
3. Waktu adalah sesuatu yang termahal yang dimiliki manusia, Ustad Hasan Al Banna mengatakan “Waktu adalah kehidupan”.
Kewajiban Muslim Terhadap Waktu
1. Menjaga manfaat waktu, Umar bin Abdul Aziz mengatakan
sesungguhnya siang itu berbuat atas dirimu maka beramallah pada
keduanya. Ulama mengatakan “Waktu adalah pedang, bila kamu tidak
memakainya dengan baik dan benar ia akan memotong dirimu”. Ada juga yang
mengatakan “Barang siapa yang hari ini seperti hari kemarin, ia adalah
orang yang tertipu dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari
kemarin is adalah orang yang tercela”.
2. Tidak menyia-nyiakan waktu
3. Mengisi
kekosongan. Kekosongan atau waktu luang adalah saat sunyi dari
kesibukan dunia yang menghambat seseorang untuk melaksanakan urusan
akhiratnya. Dalam sebuah hadits, disebutkan “Pergunakan waktu luangmu
sebelum waktu kerjamu”. Seorang ulama berpendapat “Kekosongan bagi
laku-laki adalah kelalian sedangkan bagi wanita adalah timbulnya
syahwat”.
4. Berlomba-lomba dalam kebaikan. QS 83 :26 “Dan untuk yang demikian itu hendaknya mereka berlomba-lomba.
5. Belajar
dari perjalanan hari demi hari QS 3 :190 “Sesungguhnya dalam
menciptakan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal”.
6. Mengatur
waktu. Seorang mukmin harus dapat mengatur dan membagi waktunya untuk
kewajiban dan pekerjaan yang beragam, sehingga tidak terjadi saling
tindih antara yang penting dan tidak penting, antara yang telah tertentu
waktunya dengan yang belum ditentukan. Termasuk untuk isitrahat seperti
Ali bin Abi Thalib pernah menasehatkan “Berilah hatimu waktu sekadar
untuk istirahat, karena hati itu kalau dipaksakan menjadi buta”. Sabda
Rasullulah SAW “Sesungguhnya agama itu mudah, agama sekali-kali tidak
akan membbani seseorang kecuali ia mampu mengerjakannya, maka
kerjakanlah dengan baik sedapat kamu kerjakan dan beribadahlah
sekadarnya yang dapat mendekatkanmu kepada Allah serta bergembiralah
dengan pahala atas pekerjaan yang berkelanjutan walau sedikit”. (Riwayat
Bukhori dan Nasa’i)
7. Bagi
tiap-tiap waktu ada aktifitas tertentu. Abu Bakar Ra. Berwasiat kepada
Umar bin Khattab “Ketahuilah! Bagi Allah perbuatan di siang hari, Dia
tidak akan menerimanya di malam hari. Dan bagi-Nya perbuatan di malam
hari, Dia tidak akan menerimanya di siang hari”. Ada empat waktu bagi
seorang hamba yang harus diperhatikan :
Waktu kenikmatan
Waktu kesengseraan
Waktu ketaatan
Waktu Kemaksiatan
8. Memilih
waktu-waktu yang istimewa. Rasul menginformasikan “Sesungguhnya pada
waktumu ada pemberian-pemberian dari Rab-mu, maka berusahalah untuk
mendapatkannya “ (Riwayat Thabrani) Hadits lain “Sedekat-dekat Allah
dengan hamba-Nya adalah di waktu akhir malam, maka apabila kamu dapat
menjadi orang yang selalu berdzikir kepada-Nya saat tersebut, maka
kerjakanlah”. (Riwayat Thabrani).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar