Oleh: Mochamad Bugi
Ada beberapa tanda-tanda yang menunjukkan iman sedang lemah.
Setidaknya ada 22 tanda yang dijabarkan dalam artikel ini.
Tanda-tanda tersebut adalah:
1. Ketika Anda sedang melakukan kedurhakaan atau dosa. Hati-hatilah! Sebab,
perbuatan dosa jika dilakukan berkali-kali akan menjadi kebiasaan. Jika sudah
menjadi kebiasaan, maka segala keburukan dosa akan hilang dari penglihatan
Anda. Akibatnya, Anda akan berani melakukan perbuatan durhaka dan dosa secara terang-terangan.
Ketahuilah, Rasululllah saw. pernah berkata, “Setiap umatku mendapatkan
perindungan afiat kecuali orang-orang yang terang-terangan. Dan,sesungguhnya
termasuk perbuatan terang-terangan jika seseorang melakukan suatu perbuatan
pada malam hari, kemudian dia berada pada pagi hari padahal Allah telah
menutupinya, namun dia berkata, ‘Hai fulan, tadimalam aku telah berbuat begini
dan begini,’ padahal sebelum itu Rabb-nyatelah menutupi, namun kemudian dia
menyibak sendiri apa yang telah ditutupi Allah dari dirinya.” (Bukhari,
10/486)
Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada pezina yang di saat berzina dalam
keadaan beriman. Tidak ada pencuri yang di saat mencuri dalam keadaan beriman.
Begitu pula tidak ada peminum arak di saat meminum dalam keadaan beriman.”
(Bukhari, hadits nomor 2295 dan Muslim, hadits nomor86)
2. Ketika hati Anda terasa begitu keras dan kaku. Sampai-sampaimenyaksikan
orang mati terkujur kaku pun tidak bisa menasihati dan memperlunak hati Anda.
Bahkan, ketika ikut mengangkat si mayit dan
menguruknya dengan tanah. Hati-hatilah! Jangan sampai Anda masuk ke dalam ayat
ini, “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih
keras lagi.” (Al-Baqarah:74)
3. Ketika Anda tidak tekun dalam beribadah. Tidak khusyuk dalam shalat. Tidak
menyimak dalam membaca Al-Qur’an. Melamun dalam doa. Semua dilakukan sebagai
rutinitas dan refleksi hafal karena kebiasaan saja.Tidak berkonsentrasi sama
sekali. Beribadah tanpa ruh. Ketahuilah! Rasulullah saw. berkata, “Tidak
akan diterima doa dari hati yang lalai dan main-main.” (Tirmidzi, hadits
nomor 3479)4. Ketika Anda terasas malas untuk melakukan ketaatan dan ibadah.
Bahkan, meremehkannya. Tidak memperhatikan shalat di awal waktu. Mengerjakan
shalat ketika injury time, waktu shalat sudah mau habis. Menunda-nunda pergi
haji padahal kesehatan, waktu, dan biaya ada. Menunda-nunda pergi shalat Jum’at
dan lebih suka barisan shalat yangpaling belakang. Waspadalah jika Anda
berprinsip, datang paling belakangan, pulang paling duluan. Ketahuilah, Rasulullah
saw. bersabda,”Masih ada saja segolongan orang yang menunda-nunda
mengikuti shaff pertama, sehingga Allah pun menunda keberadaan mereka di dalam
neraka.”(Abu Daud, hadits nomor 679)
Allah swt. menyebut sifat malas seperti itu sebagai sifat orang-orangmunafik.
“Dan, apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan
malas.”Jadi, hati-hatilah jika Anda merasa malas melakukan ibadah-ibadah
rawatib, tidak antusias melakukan shalat malam, tidak bersegera ke masjid
ketika mendengar panggilan azan, enggan mengerjakan shalat dhuha dan shalat
nafilah lainnya, atau mengentar-entarkan utang puasa Ramadhan.
5. Ketika hati Anda tidak merasa lapang. Dada terasa sesak, perangai berubah,
merasa sumpek dengan tingkah laku orang di sekitar Anda. Sukamemperkarakan
hal-hal kecil lagi remeh-temeh. Ketahuilah, Rasulullah
saw. berkata, “Iman itu adalah kesabaran dan kelapangan
hati.”(As-Silsilah Ash-Shahihah, nomor 554)
6. Ketika Anda tidak tersentuh oleh kandungan ayat-ayat Al-Qur’an. Tidak
bergembira ayat-ayat yang berisi janji-janji Allah. Tidak takut dengan
ayat-ayat ancaman. Tidak sigap kala mendengar ayat-ayat perintah. Biasa saja
saat membaca ayat-ayat pensifatan kiamat dan neraka. Hati-hatilah, jika Anda
merasa bosan dan malas untuk mendengarkan atau membacaAl-Qur’an. Jangan sampai
Anda membuka mushhaf, tapi di saat yang samamelalaikan isinya. Ketahuilah,
Allah swt. berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka
yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya
bertambahlah iman mereka (karenanya),dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal.” (Al-Anfal:2)
7. Ketika Anda melalaikan Allah dalam hal berdzikir dan berdoa kepada-Nya.
Sehingga Anda merasa berdzikir adalah pekerjaan yang paling berat. Jika mengangkat
tangan untuk berdoa, secepat itu pula Andamenangkupkan tangan dan menyudahinya.
Hati-hatilah! Jika hal ini telah menjadi karakter Anda. Sebab, Allah telah
mensifati orang-orang munafik dengan firman-Nya, “Dan, mereka tidak
menyebut Allah kecuali hanya sedikit sekali.” (An-Nisa:142)
8. Ketika Anda tidak merasa marah ketika menyaksikan dengan mata kepala sendiri
pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan Allah. Ghirah Anda padam. Anggota
tubuh Anda tidak tergerak untuk melakukan nahyi munkar. Bahkan, raut muka Anda
pun tidak berubah sama sekali.Ketahuilah, Rasulullah saw. bersabda,
“Apabila dosa dikerjakan di bumi, maka orang yang menyaksikannya dan dia
membencinya –dan kadang beliaumengucapkan: mengingkarinya–, maka dia seperti
orang yang tidak menyaksikannya. Dan, siapa yang tidak menyaksikannya dan dia
ridha terhadap dosa itu dan dia pun ridha kepadanya, maka dia seperti orang
yang menyaksikannya.” (Abu Daud, hadits nomor 4345). Ingatlah, pesan
Rasulullah saw. ini, “Barangsiapa di antara kalian yang melihat
kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika
tidak mampu, maka dengan lisannya. Kalau tidak sanggup,maka dengan hatinya, dan
ini adalah selemah-lemahnya iman.” (Bukhari,hadits nomor 903 dan Muslim,
hadits nomor 70)
9. Ketika Anda gila hormat dan suka publikasi. Gila kedudukan, ngebet tampil
sebagai pemimpin tanpa dibarengi kemampuan dan tanggung jawab. Suka menyuruh
orang lain berdiri ketika dia datang, hanya untuk mengenyangkan jiwa yang sakit
karena begitu gandrung diagung-agungkan orang. Narsis banget! Allah berfirman,
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Luqman:18)
Nabi saw. pernah mendengar ada seseorang yang berlebihan dalam memuji orang
lain. Beliau pun lalu bersabda kepada si pemuji, “Sungguh engkau telah
membinasakan dia atau memenggal punggungnya.” (Bukhari, haditsnomor 2469,
dan Muslim hadits nomor 5321) Hati-hatilah. Ingat pesan Rasulullah ini,
“Sesungguhnya kamu sekalian akan berhasrat mendapatkan kepemimpinan, dan
hal itu akan menjadikan penyesalan pada hari kiamat. Maka alangkah baiknya yang
pertama dan alangkah buruknya yang terakhir.” (Bukhari, nomor 6729)
“Jika kamu sekalian menghendaki, akan kukabarkan kepadamu tentang
kepemimpinan dan apa kepemimpinan itu. Pada awalnya ia adalah cela, keduanya ia
adalah penyesalan, dan ketiganya ia adalah azab hari kiamat, kecuali orang yang
adil.” (Shahihul Jami, 1420). Untuk orang yang tidak tahu malu seperti
ini, perlu diingatkan sabdaRasulullah saw. yang berbunyi, “Iman mempunyai
tujuh puluh lebih, atau enam puluh lebih cabang. Yang paling utama adalah
ucapan ‘Laa ilaahaillallah’, dan yang paling rendah adalah menghilangkan
sesuatu yangmengganggu dari jalanan. Dan malu adalah salah satu cabang dari
keimanan.” (Bukhari, hadits nomor 8, dan Muslim, hadits nomor 50)
“Maukah kalian kuberitahu siapa penghuni neraka?” tanya Rasulullah
saw. Para sahabat menjawab, “Ya.”
Rasulullah saw. bersabda, “Yaitu setiap orang yang kasar, angkuh, dan
sombong.” (Bukhari, hadits 4537, dan Muslim, hadits nomor 5092)
10. Ketika Anda bakhil dan kikir. Ingatlah perkataan Rasulullah saw.ini,
“Sifat kikir dan iman tidak akan bersatu dalam hati seorang hamba
selama-lamanya.” (Shahihul Jami’, 2678)
11. Ketika Anda mengatakan sesuatu yang tidak Anda perbuat. Ingat, Allahswt.
benci dengan perbuatan seperti itu. “Hai orang-orang yang beriman, mengapa
kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah
bahwa kamu mengatakan apa yang tiada kamu perbuat.” (Ash-Shaff:2-3)Apakah
Anda lupa dengan definisi iman? Iman itu adalah membenarkan dengan hati,
diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Jadi, harus konsisten.
12. Ketika Anda merasa gembira dan senang jika ada saudara sesama muslim
mengalami kesusahan. Anda merasa sedih jika ada orang yang lebih unggul dari
Anda dalam beberapa hal. Ingatlah! Kata Rasulullah saw, “Tidak ada iri
yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah
berikan harga, iamenghabiskannya dalam kebaikan; dan terhadap orang yang Allah
berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang
lain.” (Bukhari, hadits nomor 71 dan Muslim, hadits nomor 1352) Seseorang
bertanya kepada Rasulullah saw., “Orang Islam yang manakah yang paling
baik?” Rasulullah saw. menjawab, “Orang yang muslimin lain
selamat dari lisan dan tangannya.” (Bukhari, hadits nomor 9 dan
Muslim,hadits nomor 57)
13. Ketika Anda menilai sesuatu dari dosa apa tidak, dan tidak mau melihat dari
sisi makruh apa tidak. Akibatnya, Anda akan enteng melakukan hal-hal yang
syubhat dan dimakruhkan agama. Hati-hatilah! Sebab, Rasulullah saw. pernah
bersabda, “Barangsiapa yang berada dalam syubhat, berarti dia berada dalam
yang haram, seperti penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar
tanaman yang dilindungi yang dapat begitu mudah untuk merumput di
dalamnya.” (Muslim, hadits nomor 1599) Iman Anda pasti dalam keadaan
lemah, jika Anda mengatakan, “Gak apa. Inikan cuma dosa kecil. Gak seperti
dia yang melakukan dosa besar. Istighfar tiga kali juga hapus tuh dosa!”
Jika sudah seperti ini, suatu ketika Anda pasti tidak akan ragu untuk
benar-benar melakukan kemungkaran yang besar. Sebab, rem imannya sudah tidak
pakem lagi.
14. Ketika Anda mencela hal yang makruf dan punya perhatian dengan
kebaikan-kebaikan kecil. Ini pesan Rasulullah saw., “Jangan sekali-kali
kamu mencela yang makruf sedikitpun, meski engkau menuangkan air diembermu ke
dalam bejana seseorang yang hendak menimba air, dan meski engkau berbicara
dengan saudarmu sedangkan wajahmu tampak berseri-seri kepadanya.”
(Silsilah Shahihah, nomor 1352) Ingatlah, surga bisa Anda dapat dengan amal
yang kelihatan sepele! Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang
menyingkirkan gangguan darij alan orang-orang muslim, maka ditetapkan satu
kebaikan baginya, danbarangsiapa yang diterima satu kebaikan baginya, maka ia
akan masuk surga.” (Bukhari, hadits nomor 593)
15. Ketika Anda tidak mau memperhatikan urusan kaum muslimin dan tidak mau
melibatkan diri dalam urusan-urusan mereka. Bahkan, untuk berdoa bagi
keselamatan mereka pun tidak mau. Padahal seharusnya seorang mukmin
seperti hadits Rasulullah ini, “Sesungguhnya orang mukmin dari sebagian
orang-orang yang memiliki iman adalah laksana kedudukan kepala dari bagian
badan. Orang mukmin itu akan menderita karena keadaan orang-orang yang
mempunyai iman sebagaimana jasad yang ikut menderita karena keadaan di
kepala.” (Silsilah Shahihah, nomor 1137)
16. Ketika Anda memutuskan tali persaudaraan dengan saudara Anda. “Tidak
selayaknya dua orang yang saling kasih mengasihi karean Allah Azza waJalla atau
karena Islam, lalu keduanya dipisahkan oleh permulaan dosa yang dilakukan salah
seorang di antara keduanya,” begitu sabdaRasulullah saw. (Bukhari, hadits
nomor 401)
17. Ketika Anda tidak tergugah rasa tanggung jawabnya untuk beramal demi
kepentingan Islam. Tidak mau menyebarkan dan menolong agama Allah ini. Merasa
cukup bahwa urusan dakwah itu adalah kewajiban para ulama.Padahal, Allah swt.
berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penolong-penolong
(agama) Allah.” (Ash-Shaff:14)18. Ketika Anda merasa resah dan takut
tertimpa musibah; atau mendapat problem yang berat. Lalu Anda tidak bisa
bersikap sabar dan berhati tegar. Anda kalut. Tubuh Anda gemetar. Wajah pucat. Ada rasa ingin lari dari
kenyataan. Ketahuilah, iman Anda sedang diuji Allah. “Apakah manusia itu
mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang
mereka belum diuji.” (Al-Ankabut:2)Seharusnya seorang mukmin itu pribadi
yang ajaib. Jiwanya stabil.”Alangkah menakjubkannya kondisi orang yang
beriman. Karena seluruh perkaranya adalah baik. Dan hal itu hanya terjadi bagi
orang yang beriman, yaitu jika ia mendapatkan kesenangan maka ia bersyukur dan
itumenjadi kebaikan baginya; dan jika ia tertimpa kesulitan dia pun bersabar,
maka hal itu menjadi kebaikan baginya.” (Muslim)
19. Ketika Anda senang berbantah-bantahan dan berdebat. Padahal,
perbuatan itu bisa membuat hati Anda keras dan kaku. “Tidaklah segolongan
orang menjadi tersesat sesudah ada petunjuk yang mereka berada pada petunjuk
itu, kecuali jika mereka suka berbantah-bantahan.”(Shahihul Jami’, nomor
5633)
20. Ketika Anda bergantung pada keduniaan, menyibukkan diri dengan urusan
dunia, dan merasa tenang dengan dunia. Orientasi Anda tidak lagi kepada kampung
akhirat, tapi pada tahta, harta, dan wanita. Ingatlah, “Dunia itu penjara
bagi orang yang beriman, dan dunia adalah surga bagi orang kafir.”
(Muslim)
21. Ketika Anda senang mengucapkan dan menggunakan bahasa yang digunakan
orang-orang yang tidak mencirikan keimanan ada dalam hatinya. Sehingga, tidak
ada kutipan nash atau ucapan bermakna semisal itu dalam ucapan Anda. Bukankah
Allah swt. telah berfirman, “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku:
‘Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik(benar). Sesungguhnya
setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu
adalah musuh yang nyata bagi manusia’.”(Al-Israa’:53)Seperti inilah
seharusnya sikap seorang yang beriman. “Dan apabila mereka mendengar
perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling dari padanya dan mereka
berkata: ‘Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas
dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.’”
(Al-Qashash:55) Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan
hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam.” (Bukhari dan Muslim)
22. Ketika Anda berlebih-lebihan dalam masalah makan-minum, berpakaian,
bertempat tinggal, dan berkendaraan. Gandrung pada kemewahan yang tidak perlu.
Sementara, begitu banyak orang di sekeliling Anda sangat membutuhkan sedikit
harta untuk menyambung hidup. Ingat, Allah swt. telah mengingatkan hal ini, “Hai
anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Al-A’raf:31). Bahkan, Allah
swt.menyebut orang-orang yang berlebihan sebagai saudaranya setan. Karenaitu
Allah memerintahkan kita untuk, “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga
yang terdekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan,
dan janganlah kamu menghambur-hamburkan(hartamu) secara boros.”
(Al-Isra’:26) Rasulullah saw. bersabda, “Jauhilah hidup mewah, karena
hamba-hamba Allah itu bukanlah orang-orang yang hidup mewah.”
(Al-SilsilahAl-Shahihah, nomor 353).
http://www.puarman-asuransi-syariah.blogspot.com/
Salam/maaf www.zulhendri-zkis.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar