Minggu, 20 Januari 2013

Kenapa harus kekurangan...? (Positive Thinking)

Semangat pagi menjelang siang sahabat, hari Senin memang padat dan sangat melelahkan, benar... atau salah??? Ya, ada pada diri pribadi masing-masing. Yapz, saya mau ngasih sedikit oleh-oleh dari perjalanan kaki Cileunyi menuju Cibiru karena macet total pada pagi hari ini, Senin 21 Januari 2013. Hups... Ya... memang menjadi kebiasaan yang mungkin 'dibiasakan'. Okay... Enough for it... :)

Bismillahirrahmanirrahim

Sahabat, dalam diri kita memang tersimpan kekurangan, dalam setiap aktivitas kita terkadang ada kekurangan, kalimat yang tertutur pun membawa beberapa kekurangan. Namun di sisi lain, kelebihan itu hadir beriringan mengisi setiap sendi dalam kehidupan anak manusia. Tapi bukan untuk itu tulisan ini dibuat, saya hanya membuka keran berpikir positif yang seharusnya menjadi tren berpikir masyarakat Indonesia saat ini di tengah krisis multidimensi.

Di satu sisi kita akan melihat banyaknya orang yang meminta-minta, terlunta di jalanan ataupun mengais rejeki dari tumpukan sampah. Namun saat itu pula banyak hati-hati yang tergerak, tangan-tangan yang terulur, berita-berita bertayangan, ya... inilah sisi dimana setiap anak manusia yang diberi kelebihan akan memberi kepada mereka yang mengalami kekurangan dari segi finansial. Ada pula yang tidak mampu menyerap mata pelajaran/kuliah/materi, namun di sisi lain ada mereka yang diberikan kecerdasan untuk membantu mengajarkan sehingga menimbulkan kekuatan ukhuwah nan berlapis karena ikatan iman yang saling membantu. Ada juga saat dimana kita merasa keletihan karena ketidakmampuan kita melanjutkan perjalanan, namun di sisi lain ada tangan-tangan yang siap membantu untuk menggendong ataupun memapah untuk kembali melanjutkan perjalanan. Ada suatu saat dimana kita kekurangan bahan makanan, baik dalam perjalanan maupun ketika terjadi bencana (contoh saat ini adalah Banjir ataupun Gempa Bumi). Namun kembali... ada tangan-tangan yang siap membantu memasakkan makanan padahal mereka tinggal beratus-ratus kilometer dari tempat kejadian, ataupun mengantarkan makanan melalui perahu karet, ataupun menjadi paramedis bagi korban yang mengalami sakit hingga menenangkan kondisi karena trauma. Ya, selalu ada mereka yang diberi kelebihan untuk membantu menyelesaikan perkara 'kekurangan' yang ada pada diri kita. Mengajarkan kita bagaimana kita pun bisa berbagi banyak hal meskipun memiliki kekurangan, karena... sisi kelebihan kita mungkin terlalu banyak di ekspos sehingga menutup kemungkinan diri untuk berbuat lebih di tengah kondisi masyarakat saat ini.

Bekerja... berusaha... terus luruskan ikhtiar setelah niat mulia itu terusung. Karena Allah memerintahkan kita untuk berusaha, bekerja (At-Taubah 105) dan biarlah tangan-Nya yang bekerja untuk menyelesaikan ataupun memberikan tantangan atas segala jenis pekerjaan yang kita lakukan. Merutuk segala jenis kekurangan hanya akan membuat diri semakin terpendam pada kondisi 'diam tanpa hasil', kita hanya akan terus terjerembab kedalam lumpur yang menenggelamkan visi dan misi hidup kita. Oh iya... nah ini dia... kemampuan berpikir positif kita akan semakin tumbuh dan berkembang manakala visi dan misi hidup kita sudah terancang dengan baik. Tentunya semakin bertambah usia, maka seharusnya kita mampu semakin dewasa dalam menyikapi setiap aktivitas dalam kehidupan yang telah berlalu. Dan visi dan misi hidup yang kita rancang itulah, kita bisa berkaca pada diri tentang kelebihan serta kekurangan yang ada pada diri kita.

Persis kepada seorang tunanetra yang pernah diceritakan oleh seseorang setelah acara walimathul 'ursy hari Minggu kemarin (20-01-2013). Kekurangan penglihatan malah membuat beliau mampu berkeliling dunia dan kini berada di Jepang untuk unjuk kebolehan memainkan piano, subhanallah... Nah ini dia salah satu contohnya dari sekian banyak anak manusia di muka bumi. Ada pula Syaikh Ahmad Yasin di Palestina. Bertemankan kursi roda karena 'lumpuh' ternyata mampu membuat beliau 'mengobarkan api jihad' anak-anak dan pemuda Palestina untuk mengusir 'zionis laknatullah' serta menjaga wilayah yang sudah jelas-jelas menjadi hak milik umat muslim disana. Ada pula salah seorang senior yang saya kenal saat masih SMA, dengan kondisi orang tua sebagai buruh tani dengan penghasilan tak menentu ternyata membuat beliau mampu menembus perguruan tinggi nomor satu di Indonesia dan kini berada satu kursi dengan salah satu perusahaan perminyakan. Berbekal kecerdasan mumpuni dan kemauan untuk terus belajar serta memberikan motivasi, di tengah himpitan ekonomi selama menjalani masa SMA.

Sahabat mungkin masih ingat kan pertempuran Ambarawa yang dimenangkan oleh para pejuang di bawah arahan Panglima Besar Jenderal Soedirman? (Kalo salah mangga dikoreksi ^_^) Bisa dipastikan pasokan senjata tentara 'kita' jauh lebih sederhana dan kekurangan dibandingkan tentara Belanda yang melancarkan agresi, tapi... Allah memberikan kemenangan nan gemilang sekaligus memberikan pelajaran bahwa tentara 'kita' masih sangat kuat untuk mempertahankan bumi pertiwi sekaligus mengusir para penjajah. Jenderal Soedirman, sosok laki-laki sholeh, pejuang sejati, yang tak pernah lupa shalat tahajjud semasa perang melindungi bumi pertiwi (Tanah Jawa) bersama para pasukan setianya yang tak pernah lelah dan penuh semangat. Ya... itulah kekuatan terbesar bernama 'bekerja dan terus berusaha', diiringi do'a dan tawakkal menjadi kunci segala macam kesuksesan yang bisa direngkuh meskipun dalam diri ditemukan berbagai macam kekurangan.

Nah, sahabat... saatnya kita memancangkan visi dan misi dalam hidup kita serta banyak belajar dari segala jenis kekurangan agar ditemukan penawar atau formula terbaik yang bisa kita pakai untuk mengarungi samudera kehidupan yang terus berputar hingga ajal menjelang. Tak perlu risau dengan kekurangan yang ada, gaji yang diterima, nilai ujian atau raport yang tak bagus... karena kesempatan kita untuk menjadi lebih baik selalu terbuka lebar selama masih ada kehidupan yang dijalani. Serahkan semuanya kepada Allah, tugas kita adalah ikhtiar dan terus berusaha menyempurnakan ikhtiar... dan jangan lupa... niat yang mulia, tentunya karena Allah semata (biarlah hati yang merasakannya, agar Allah semakin menguatkan jalan ikhtiar kita)... oh iya... do'a juga jangan lupa, jadi kita bisa bertawakkal sambil hati semakin lapang dengan berbagai hasil yang akan terjadi nantinya.

Semangat berusaha... semoga Allah memudahkan langkah-langkah kita... kekurangan kita adalah nilai lebih kita untuk belajar dan belajar :)

Alhamdulillah

#Jalan kaki dari Cileunyi ampe Cibiru memang asyik... bisa menemukan banyak ide di tengah kemacetan yang melanda Ibukota Jawa Barat, hari Senin yang selalu padat... tapi... tak ada gunanya kita merutuk... dan inilah yang bisa saya sajikan pada kesempatan hari ini... (Semoga besok tidak terlambat lagi masuk kantor plus... kembali sehat seperti sedia kala... aamiin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar