Seri pertemuan di Masjid Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran, 18 Februari 2012. Bersama Pak Zuliandri, dosen Jurusan Kimia FMIPA Unpad.
Al-Kahfi
(18) jumlah ayat 110, ayat2 awal berkisah mengenai pemuda Ashabul Kahfi. Cerita
kedua mengenai seorang mukmin yang miskin dengan seorang kafir yang kaya, terjadi
dialog. Kisah ketiga mengenai perjalanan Nabi Musa as., bersama Nabi Khidr. Kisah
keempat mengenai Nabi Zulkarnain, dakwah yang berhadapan dengan kedzaliman atas
kepemimpinan beliau. Berawal dari keterasingan yang membuat dakwah bergerak
secara sembunyi2 untuk menghindari kebinasaan, hingga Allah memberikan kemenangan/kekuasaan
pada akhirnya.
Kisah
Zulkarnain, Allah mengukuhkan beliau di muka bumi untuk menyampaikan kebenaran
Allah/dakwah. Kekuasaan yang tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui
proses/ikhtiar karena Allah SWT.
Jalur
professional pun bisa dimanfaatkan demi keberlangsungan dakwah, semakin
menambah nilai-nilai Ilahiah di kalangan ilmuwan-professional.
“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad)
tentang Dzulkarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita
tantangnya". Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka)
bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala
sesuatu, Maka diapun menempuh suatu jalan. Hingga apabila Dia telah sampai
ketempat terbenam matahari, Dia melihat matahari terbenam[887] di dalam laut
yang berlumpur hitam, dan Dia mendapati di situ segolongan umat[888]. Kami
berkata: "Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat
kebaikan[889] terhadap mereka. Berkata Dzulkarnain: "Adapun orang yang
aniaya, Maka Kami kelak akan mengazabnya, kemudian Dia kembalikan kepada
Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya. Adapun
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, Maka baginya pahala yang terbaik
sebagai balasan, dan akan Kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari
perintah-perintah kami". (Q.S Al-Kahfi (18) : 83-88)
Zulkarnain
attitude of power ( kokohnya kekuasaan Zulkarnain) “At-Tamkiin” :
- Undang2 yang adil, untuk yang dzalim maupun bagi mereka yang beriman kepada Allah.
- Manhaj Tarbawi yang jelas di tengan masyarakat
- Kepentingan/kepedulian terhadap ilmu2 selain ilmu agama, ilmu alam dan ilmi sosial dan lain sebagainya, ilmu sebab-akibat.
Cabang Ilmu, kisah Nabiyullah Zulkarnain as. (mari mentadabburi
Al-Kahfi 83-101):
- Ilmu Geografi dan Kebumian (Geologi), ilmu tata-letak, kewilayahan. Allah memberikan keberkahan dari Langit dan Bumi, sehingga kita memerlukan pemahaman di dalamnya.
- Transportasi (teknik sipil-planologi/tata kota, mesin), perpindahan lokasi dari yang satu dengan lokasi yang lainnya.
- Ilmu budaya-bahasa-ilmu sosial, dialog antara Nabi Zulkarnain dengan masyarakat yang tidak dimengerti bahasanya. Nabi Zulkarnain turun langsung untuk mengetahui permasalahan yang ada pada masyarakat.
- Ilmu tentang logam dan kimia, kisah perang dengan Ya’juj dan Ma’juj dengan membuat dinding pemisah yang melindungi masyarakatnya.
Banyak
sekali tugas yang harus dikerjakan untuk masyarakat, dan ranah ilmy punya peran
untuk membangun kecerdasan intelektual pribadi muslim. Sarana penguatan ilmy
banyak dan bisa dimanfaatkan untuk membentuk kecerdasan intelektual, pun juga
memberikan motivasi kepada yang lainnya. Peningkatan kapasitas intelektual
untuk mengokohkan dakwah Illahiah, sehingga diperlukan untuk menghadapi
problematika atas permasalahan masyarakat. Pelajari kisah Zulkarnain (sebagai seorang
Raja).
Question
: permasalahan aturan ilmiah yang memang bertentangan dengan aturan Islami.
Wallahu'alam bisshawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar