Minggu, 19 Februari 2012

Catatan Perjalanan Tarbiyah


Seri pertemuan di Masjid Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran, 18 Februari 2012. Bersama Pak Zuliandri, dosen Jurusan Kimia FMIPA Unpad.

        Al-Kahfi (18) jumlah ayat 110, ayat2 awal berkisah mengenai pemuda Ashabul Kahfi. Cerita kedua mengenai seorang mukmin yang miskin dengan seorang kafir yang kaya, terjadi dialog. Kisah ketiga mengenai perjalanan Nabi Musa as., bersama Nabi Khidr. Kisah keempat mengenai Nabi Zulkarnain, dakwah yang berhadapan dengan kedzaliman atas kepemimpinan beliau. Berawal dari keterasingan yang membuat dakwah bergerak secara sembunyi2 untuk menghindari kebinasaan, hingga Allah memberikan kemenangan/kekuasaan pada akhirnya.
    Kisah Zulkarnain, Allah mengukuhkan beliau di muka bumi untuk menyampaikan kebenaran Allah/dakwah. Kekuasaan yang tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui proses/ikhtiar karena Allah SWT. 

Jalur professional pun bisa dimanfaatkan demi keberlangsungan dakwah, semakin menambah nilai-nilai Ilahiah di kalangan ilmuwan-professional.

         “Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya". Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu, Maka diapun menempuh suatu jalan. Hingga apabila Dia telah sampai ketempat terbenam matahari, Dia melihat matahari terbenam[887] di dalam laut yang berlumpur hitam, dan Dia mendapati di situ segolongan umat[888]. Kami berkata: "Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan[889] terhadap mereka. Berkata Dzulkarnain: "Adapun orang yang aniaya, Maka Kami kelak akan mengazabnya, kemudian Dia kembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, Maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan Kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami". (Q.S Al-Kahfi (18) : 83-88)

Zulkarnain attitude of power ( kokohnya kekuasaan Zulkarnain) “At-Tamkiin” :
  1. Undang2 yang adil, untuk yang dzalim maupun bagi mereka yang beriman kepada Allah.
  2. Manhaj Tarbawi yang jelas di tengan masyarakat
  3. Kepentingan/kepedulian terhadap ilmu2 selain ilmu agama, ilmu alam dan ilmi sosial dan lain     sebagainya, ilmu sebab-akibat.
Cabang Ilmu, kisah Nabiyullah Zulkarnain as. (mari mentadabburi Al-Kahfi 83-101):
  1. Ilmu Geografi dan Kebumian (Geologi), ilmu tata-letak, kewilayahan. Allah memberikan keberkahan dari Langit dan Bumi, sehingga kita memerlukan pemahaman di dalamnya.
  2. Transportasi (teknik sipil-planologi/tata kota, mesin), perpindahan lokasi dari yang satu dengan lokasi yang lainnya.
  3. Ilmu budaya-bahasa-ilmu sosial, dialog antara Nabi Zulkarnain dengan masyarakat yang tidak dimengerti bahasanya. Nabi Zulkarnain turun langsung untuk mengetahui permasalahan yang ada pada masyarakat.
  4. Ilmu tentang logam dan kimia, kisah perang dengan Ya’juj dan Ma’juj dengan membuat dinding pemisah yang melindungi masyarakatnya.

         Banyak sekali tugas yang harus dikerjakan untuk masyarakat, dan ranah ilmy punya peran untuk membangun kecerdasan intelektual pribadi muslim. Sarana penguatan ilmy banyak dan bisa dimanfaatkan untuk membentuk kecerdasan intelektual, pun juga memberikan motivasi kepada yang lainnya. Peningkatan kapasitas intelektual untuk mengokohkan dakwah Illahiah, sehingga diperlukan untuk menghadapi problematika atas permasalahan masyarakat. Pelajari kisah Zulkarnain (sebagai seorang Raja).

Question : permasalahan aturan ilmiah yang memang bertentangan dengan aturan Islami.

Answer : antara kondisi ideal dengan kondisi darurat, dan kondisi hukum Islam berlaku ketika kondisinya ideal. Contoh hukum potong tangan pada zaman Umar ra., terhadap seorang pencuri yang tidak dipotong tangan karena ia sedang kelaparan. Kondisi saat ini berada pada kondisi yang kurang ideal apabila hukum Islam berlaku, seperti seorang dokter akhwat/ikhwan yang harus menangani pasien ikhwan/akhwat dan harus bersentuhan tangan (kondisi emergency). Namun tetap diupayakan untuk mencari atau menemukan kondisi ideal, dan dakwah adalah saran untuk menuju kesana.

Wallahu'alam bisshawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar