Ar-Rahman adalah mahar cintaku untuk sang bidadari. Entah siapa gerangan dirinya, dan proses ta'aruf itu Insya Allah akan dilakukan. Bidadari dunia yang bersamanya aku meniti jalan menuju Surga-Nya yang indah. Ar-Rahman adalah ungkapan syukur pada-Nya dan entah siapa yang kelak mengisi kebersamaan imanku pada-Nya. Namun yang pasti... rasa rindu menggebu untuk bertemu dengan-Nya adalah alasan paling baik mengapa hamba yang lemah ini begitu mendamba Walimathul 'Ursyi yang begitu suci.
I'm always believe in Allah. Aku percaya akan pilihan-Nya dan itulah mengapa saat ada pertanyaan, "Antum sudah ada bayangan akhwat yang hendak dilamar?" Kujawab tenang, "Ana tsiqoh ama yang antum pilihkan ustadz,"
Bukan karena tak ada bidadari yang pernah mengisi, bukan itu. Rasa cinta itu kadang membutakan dan melenakan dari jalan suci yang hendak ditempuh. Sudah ada bidadari itudengan sosok baiknya, namun cinta terlalu melenakan untuk dipahami. Sementara pilihan Allah selalu yang terbaik bagi hamba-Nya. Biarlah Dia yang memutuskan kepada siapa surat cinta Ar-Rahman itu aku lafadzkan dengan tetesan air mata. Maafkan aku yangpernah menyimpan rasa cinta padamu di hatiku. Biarlah Allah yang memutuskan yang terbaik diantara kita.
Padang Sidempuan, 4 April 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar