Langkah derap sang pujangga hanya mampu menembus batas
ia mereka menguatkan sujud pada sebatang tegak pondasi
warna putih berselimut kelabu membaca rona merah merekah
ia lalai, lunglai tak mampu bertapa dalam do'a
ia hanya berdiri, tegak... namun masih belum juga terjaga
Kau hanya menatap esok kan menjelang
kau hanya menyangka bayang-bayang semu itu datang bahagiakan
kau hanya tengok mentari terbit yang muncul berlaut
ya... kau adalah kau yang ada namun tak mampu berada
ya... pintamu tak cukup balas hidupmu
ya... ucapmu tak jua berbalas sukamu
Aku tiba tanpa malas rasa dan pula iba
aku jua yang tak harapkan ini terjadi membakar asa
aku pula yang jemput ranah dwi warna
aku... yang tak mampu ucap kata dari balik hitam berbalut kuning
aku... yang hanya mampu berdiri kuat menantang arus
aku... yang kembali diam dalam suka menatapmu
Siang itu kembali mendingin, malam pula kembali memanas
aku terbang dalam asa dan mimpi
aku gila dalam hati dan akal
aku bahagia dalam tangis dan luka
aku... hanya terbata menatap warna hitam berbalut kuning itu
aku... hanya mampu terdiam dalam tatap matamu
aku... hanya mampu berbalik dalam senyum manismu...
aku... ya... aku...
Laboratorium Geologi Teknik FTG Unpad Kampus Jatinangor.
Senin, 6 Agustus 2012. 14.28