Assalamu'alaykum warahmatullah...
Jum'at Mubarrak!!!
Lama tak menyapa sahabat lewat tulisan, semoga semua berada dalam lindungan Allah SWT. Bertambah pula nikmat iman yang Dia berikan kepada hamba-Nya,aamiin... :)
Saya sengaja mengambil judul yang barangkali bisa dipahami secara cermat, dan juga upaya agar diri senantiasa mawas diri sembari terus berusaha menebar kebaikan lewat dunia menulis. Setelah melewati periode gegap-gempita pilgub jabar dan sumut tahun 2013 (apa hubungannya ya? hehehehe). Izinkan lisan ini berucap lewat kata-kata yang tak terdengar di dunia nyata.
Hari-hari kita sebaiknya,dan alangkah indahnya dilalui bersama energi positif. Tercermin dari segala tindakan maupun tutur kata yang membuat orang lain nyaman berada di sekitar kita. Tapi... tanpa disadari terkadang semua hal positif yang nyata2nya kita kerjakan berujung pada akibat negatif yang ditimbulkan.Oleh sebab itu, Allah dan Rasul-Nya menganjurkan setiap pribadi muslim untuk senantiasa bermuhasabah atas apa yang dilakukan pada hari ini. Baiknya, malah sebelum kita tidur agar esok hari, Insya Allah, kita memperbaiki kekuarangan ataupun kesalahan yang pernah dilakukan pada hari ini. Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang peka serta mawas diri.
Tanpa berlama-lama, yuk kita belajar dari berbagai agenda positif kita.
1. Shalat.
Ya, ini adalah perkara yang pertama kali akan Allah tanyakan di hari akhir nanti. Saya kira banyak buku yang menuliskan dan juga mengajarkan tentang keutamaan mengenai shalat. Dan, pastinya ini adalah energi 'super positif' bagi seluruh muslim. Shalat pun sebagai pencegah perbuatan keji dan munkar. Melatih kita menjadi pribadi yang selalu memupuk keimanan setiap harinya. Tapi pernahkah kita perhatikan hasil akhir dari shalat kita...??? Disini yang patut kita pahami.
Bagaimana dengan sikap kita, ucap kita kepada sesama. Adakah shalat kita menjauhkan diri dari 'menggunjing' apalagi menebar fitnah? Apakah shalat kita (baik yang wajib maupun sunnah) membangkitkan semangat kita untuk menebar kebaikan serta pengajaran taqwa? Semoga Allah senantiasa membimbing kita dalam perkara shalat ini... semoga Allah menjaga kita dari perbuatan munkar lagi membuat-Nya murka.
Ada kegiatan wudlu sebelum shalat... ya, mensucikan diri kita sebelum menghadap Rabb Yang Maha Besar. Kita membersihkan diri dari kotoran yang melekat pada tubuh maupun jiwa kita, berwudlu pun merupakan amalan yang selalu di jaga Bilal ra., sehingga Rasulullah SAW mengatakan bahwa 'terompah Bilal sudah sampai di surga'. Betapa mulianya sahabat nabi ini, sang muadzin, yang sebelumnya dipandang hina karena beliau adalah seorang budak lagi hitam.
Kembali ke shalat, ya... adakah kita merenung atas segala aktivitas di luar shalat kita. Bertambah baikkah diri atau malah tetap terjerumus pada lembah kemungkaran? Na'udzubillah... disaat badai fitnah merebak lewat media massa,adakah lidah kita tertahan untuk tidak menyebarkannya? Tidak takutkah kita pada tumpukan dosa akibat menyebar fitnah lagi menggunjing? Padahal shalat wajib kita berjamaah di masjid, ditambah juga shalat sunnahnya... semoga menjadi renungan bersama.
2. Tadarrus/Tilawah
Yapz... ini adalah suatu amalan yang beranak-pinak pahalanya. Allah memberikan pahala bukan berdasarkan satu surat yang kita baca, melainkan huruf. Kekuatan positif kedua, yang saya pikir dan juga sahabat sekalian, mampu menjaga kita dari segala macam perbuatan keji. Lidah kita menyebut ayat-ayat cinta-Nya yang tak pernah mampu 'dicopy', tetap terjaga sampai saat ini hingga hari kiamat. Al-Qur'an sebagai pedoman hidup, yang dengan membacanya Insya Allah semakin bertambahlah iman di hati. Semakin tenanglah diri dalam menjalani hari.
Tapi... lagi-lagi kita berkaca pada diri, bagaimanakah perbuatan kita yang membacanya? Adakah qur'an hanya menjadi mantra2 atau jimat saja yang hanya dibaca pada momen2 tertentu? Adakah kita mengamalkan salah satu ayat saja, minimalnya, lantas istiqomah? Ataukah lagi-lagi... tilawah kita hanya menjadi bumbu 'pengering' kepedulian kita terhadap sesama muslim, padahal nyata2 Qur'an menyebutkan 'Innamal mu'minuuna ikhwah...,'.Dan kita baca itu... pelajari itu... namun... bagaimana hasilnya dalam kehidupan...?
Semoga Allah menjaga kita dari keburukan padahal setiap hari kita membaca Qur'an...
3. Puasa, wajib dan sunnah
Nah... ini lagi-lagi amalan luar biasa yang dijaga Nabi saw serta para sahabat. Dan menjadi kekuatan para ulamadalam menjalani kehidupan, sembari menelurkan kitab-kitab fiqh, tarikh, hadist yang akhirnya sampai kepada kita. Shaum (puasa) mendidik kita mengekang hawa nafsu, pengisi perut dan bahkan syahwat. Sehingga nabi saw menganjurkan kepada para pemuda yang belum mampu menikah untuk berpuasa agar terjaga dirinya.
Puasa sebagai salah satu amal shalih yang Allah cintai benar2 mengajarkan kita tentang makna empati, berupaya memposisikan diri bersama mereka yang sehari pun belum mampu mengisi perut dengan makanan. Puasa membimbing diri dalam tawadhu, zuhud, membentengi diri dari segala perbuatan tercela yang membatalkan puasa sekaligus pahalanya.
Kembali kita berkaca... adakah ramadhan demi ramadhan yang dilalui, semakin menjadikan diri bertaqwa kepada Allah? adakah kita semakin peduli dengan mereka yang dilanda kelaparan? adakah kita membiarkan mereka yang meminta-minta terlunta-lunta sementara belum sesuap nasi yang menghangatkan tubuh selama beberapa hari?
Tentang shaum sunnah kita...? adakah semakin memupuk keshalihan diri, menahan dari segala dengki, hasud, serta dosa-dosa lain yang diakibatkan mulut yang tak terjaga? adakah puasa kita hanya dikerjakan demi menuntut dunia yang memang Allah berikan? Na'udzubillah...
4. Sedekah dan Zakat
Hmm... semoga Allah membimbing kita agar senantiasa menjaga amalan sedekah, aamiin. Zakat kita adalah pembersih terhadap harta, sedekah kita adalah ibadah sosial yang melapangkan hati dan rezeki kita. Ini adalah dua amalan yang jika kita menjaganya, niscaya kalangan peminta2 itu tak lagi terlihat. Layaknya pemerintahan Umar bin Abdul Aziz, semua yang berhak menerima zakat tercukup kebutuhannya. Masyarakat benar2 leluasa dan tenang membayar zakat yang terang2 dapat membantu saudaranya yang membutuhkan. Sedekah kita membuat mereka yang membutuhkan tersenyum bahagia, dan kita pun merasa lega karena telah membantu sesama. Dua amal shalih yang berhubungan langsung dengan hablumminannas, wajarlah... Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, Abu Bakar adalah mereka yang Allah berikan kecukupan lantas disampaikan kepada mereka yang membutuhkan. Orang-orang kaya yang tidak 'silau' oleh kemilau harta, karena dengan itu mereka mampu beramal shalih melalui harta dengan lebih banyak.
Lalu... jika memang kita rutin membayar zakat lagi bersedekah... apakah itu membantu kita menjadi orang yang shalih lagi menshalihkan? adakah dua amalan tersebut membuat hati kita lapang atau malah berbangga diri karena telah menyedekahkan sekian milyar (ria)? adakah sedekah membuat diri terjaga dari perbuatan tercela? adakah zakat yang kita keluarkan berasal dari harta yang halal...? adakah...?
5. Haji
Perkara ini memang hanya diwajibkan bagi mereka yang mampu, namun cukuplah kita mengawali dengan niat yang tulus. Semoga Allah memudahkan ikhtiar kita menuju Baitullah, aamiin. Memang tidak semua orang bisa kesana, dan adapun bisa, terkadang 'kematian' bisa menjemput sebelum serangkaian ibadah haji selesai dikerjakan. Sa'i, thawaf, melempar jumrah, berkurban/menyembelih hewan, mencukur rambut,dan aktivitas lainnya. Tidak semata-mata ritual yang harus dikerjakan, semua memiliki sejarah dan juga maknanya. Barangkali saya belum bisa menuliskan banyak hal tentang ibadah ini, disamping belum Allah izinkan untuk bertamu di rumah-Nya.Cukuplah buku2 mengenai haji mengajarkan kita tentang banyak hal.
Dan... izinkanlah saya untuk menggelitik diri dari juga sahabat sekalian... tentang hasil akhir dari haji yang telah ditunaikan. Adakah ini hanya seremonial belaka? menunjukkan pada yang lain kalau kita bisa? atau hanya ingin menambah gelar serta panggilan 'haji'? atau yang lainnya... barangkali bisa ditanyakan kepada mereka yang sudah berhaji, dan izinkanlah saya untuk mengetuk pintu2nya saja. Semoga Allah meridhai aktivitas haji yang telah dikerjakan serta membuat diri menjadi hamba yang shalih lagi menshalihkan. Aamiin.
Barangkali ini dulu, tulisan sangat sederhana yang semoga Allah membimbing kita mengambil ibrahnya. Akhirnya saya berlindung dari godaan syaithan yang terkutuk, serta diri dari ujub. Di kesempatan lain Insya Allah saya lanjutkan, dan semoga Allah mempertemukan kita di surga-Nya. Allahumma Aamiin.
Batang Toru, Tapanuli Selatan - Sumatera Utara
11.07 WIB