Jumat, 16 Maret 2012

Aku dan Pohon


Aku lahir 23 tahun yang lalu, pada pagi hari saat panggilan Tuhanku, Allah SWT, menggema di waktu Subuh. Suaraku begitu nyaring terdengar, begitulah rasa bahagianya ibu dan ayah melihatku untuk kali pertama di dunia ini. Aku adalah manusia, ya… dan oleh sebab itu, aku lebih suka disandingkan atau dinisbatkan apakah sikap atau perilaku kepada sesame manusia daripada makhluk ataupun benda lain di dunia ini. Namun untuk filosofi… aku bisa mengambil perumpamaan atas salah satu makhluk ciptaan Allah yang mengagumkan… dia adalah ‘POHON’.

Pohon memang terlalu ‘general’, tapi aku lebih suka menjelaskan mengenai pohon apabila harus lebih spesifik seperti apanya. Mengapa? Karena semua pohon punya sifat yang sama… bertambah tinggi, bertambah panjang, bertambah lebar, dan lain sebagainya. Sama halnya dengan manusia, termasuk aku dan manusia yang lain tentunya. Kita (manusia) dan pohon sama-sama memiliki takdir, yakni tumbuh dan berkembang.

Pohon jati memang berbeda dengan pohon-pohon yang lebih banyak dikenal dengan tanaman yang merambat, seperti semangka, labu, umbi-umbian, dan lain sebagainya, hingga tanaman rumput. Tapi sebenarnya sama dalam hal filsafat, yakni tumbuhan, jadi jangan ada pemisahan. Begitu pula dengan manusia, yang dinilai Allah adalah ketaqwaan pada-Nya, Dia Yang Maha Besar tidak melihat perbedaan genre, laki-laki dan perempuan, kecuali agama yang menentukan Allah akan menilai tingkat ketaqwaan manusia kepada-Nya.

Sekarang, kita sempitkan pembahasan pada pohon. Pohon memiliki bagian yang luar biasa dan memiliki kesinambungan dengan manusia. Ada daun, buah, batang, akar, ranting dan lain sebagainya. Daun memiliki alat bantu berupa klorofil, zat hijau daun, dibantu organ-organ yang lainnya menghasilkan oksigen ketika sang mentari bersinar. Akarnya menghujam kuat menembus batas tanah hingga membantu proses pelapukan batuan, buahnya yang memberikan manfaat untuk manusia, ranting dan batangnya bisa digunakan untuk pembakaran di musim dingin serta membantu proses membangun bangunan seperti rumah, masjid, sekolah, kantor dan lain sebagainya. Dan Insya Allah semua bagian pohon bermanfaat baginya maupun manusia seperti kita, bahkan hewan pun mengambil manfaat atas keberadaan, termasuk para benalu.

Itulah aku, yang apa-adanya serta berusaha untuk terus memberikan manfaat seperti pohon. Pohon memiliki kecenderungan untuk tumbuh mengikuti cahaya, makanya tidak heran jika tiba-tiba saat kita jalan-jalan menemukan pohon yang berbelok batangnya mengikuti arah matahari terbit. Akupun sama, memiliki kecenderungan untuk terus berada dalam cahaya-Nya. Akarnya yang kuat menyiratkan prinsip, bahwasanya setiap perbuatan yang aku kerjakan harus memiliki makna serta kejelasan akibatnya. Buahnya yang segar dan manis, meskipun tidak semuanya, adalah hasil perpaduan antara akar-batang-ranting-daun. Begitu pula denganku, apa yang nampak adalah perpaduan antara prinsip (iman)-kesehatan-amal-ikhlas, yang menjadi pedoman hidup atas apa yang Allah anugerahkan kepadaku.

Setiap bagian pohon adalah manfaat, maka… akupun harus sama memberikan manfaat atas segala bagian tubuh yang Allah anugerahkan kepadaku. Karena sebaik-baik manusia, adalah mereka yang memberikan manfaat bagi sesamanya. Sebaik-baik manfaat adalah ilmu, sebaik-baik ilmu adalah ilmu yang mendekatkanmu dengan Tuhan Sang Pencipta.