Selasa, 28 Desember 2010

Management Stress

By: M. Agus Syafii

Ada seorang dosen sedang memberi materi kuliah tentang management stress, dosen itu menangkat segelas air dan berkata kepada para mahasiswanya, 'Kira-kira seberapa berat apa segelas air ini?' Para Mahasiswa menjawabnya beragam, ada yang menjawab 'itu sih ringan.' yang lainnya menyebutnya hanya 30 gram tidaklah berat.

Sang dosen kemudian menjelaskan bahwa ini bukanlah berat absolut segelas air melainkan berapa lama anda memegangnya, 'bila kita memegang satu menit, tidak ada masalah. Bila satu jam saya memegangnya maka lengan saya sakit, bila satu hari penuh maka saya bisa pingsan, bila satu minggu, maka anda harus segera memanggil ambulan untuk saya.' 'Beratnya sama namun semakin lama kita memegangnya, beban akan semakin berat, Hal yang terbaik yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, sejenak beristirahat sebelum mengangkat kembali.' tutur sang dosen.

Teman, Hampir setiap hari kita sengaja membawa beban hidup kita terus menerus, akibatnya kita cenderung khawatir, susah, hidup terasa berat dan stress karena beban yang menekan kita. Semakin hari beban itu semakin berat karena kita khawatir esok hari. Allah mengingatkan kita agar kita menyerahkan segala beban hidup kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kemampuan berserah diri kepada Allah inilah yang mampu membuat kita terhindar dari tekanan hidup yang berlebihan. Sebagaimana firmanNya.

'Bukankah Kami telah melapangkan dadamu? dan Kami pun telah menurunkan beban darimu yang memberatkan punggungmu dan Kami tinggikan sebutanmu bagimu. Sebab sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (urusan dunia)  maka bersungguh-sungguhlah (dalam beribadah). Dan hanya kepada TuhanMulah kamu berharap. (QS. al-Insyirah : 1-8).

Kamis, 23 Desember 2010

Cara Mengatasi Kesepian Dan Tekanan Kejiwaan

By: agussyafii

Sesudah kehilangan sesuatu yang kita cintai, hidup kita biasanya berubah. Kebiasaan hidup yang awalnya bersama dengan seseorang tiba-tiba harus berubah karena kepergiannya. Dapat dimaklumi adanya perubahan ini namun hendaknya tidak terlalu drastis dan mendadak.  Seperti, biasanya orang yang periang, ramah dan mudah bergaul, tiba-tiba menjadi pemurung, penyendiri, pendiam dan tidak mau ketemu dengan siapapun setelah kehilangan orang yang dicintai atau perginya pasangan hidup kita. Bila hal terjadi waktu sementara dan kembali berangsur kembali tentunya dapat dimaklumi. Namun bila berlangsung bertahun-tahun tetap mengurung diri di kamar tentunya bisa berakibat mengalami tekanan kejiwaan.

Terlebih dulu kita harus mengenali sebab-sebab kesepian dan tekanan kejiwaan serta mencari cara yang tepat untuk mengatasinya.

1. Harapan Orang Disekeliling Kita. Kita malu dan kecewa disebabkan kenyataan hidup kita tidak sesuai dengan harapan keluarga, termasuk orang tua, saudara dam juga harapan teman-teman kita sehingga tidak dapat membanggakan diri dihadapan mereka. Kita bisa memahami dan memaklumi apa yang menjadi harapan mereka, tentunya kita juga tidak dapat menyenangkan hati semua orang. Anda sudah sampai pada satu kondisi harus menghadapi dan mengatasinya. Sebaiknya mampu melepaskan diri dari pendapat dan harapan orang lain, berusaha untuk bangkit dan tetap tegak dalam menjalani hidup ini.

2. Keuangan dan Aktifitas. Bila kondisi perpisahan dan kehilangan maka terjadi perubahan keuangan keluarga, terlebih jika sumber pendapatan adalah orang yang meninggalkan kita. Kesulitan keuangan tidak pernah terpikirkan dan tidak mempersiapkan diri sama sekali, tentunya hal ini membuat kita menjadi tertekan dan teramat menderita. Kesulitan ini haruslah diatasi dengan aktifitas yang bisa menambah penghasilan agar tetap bertahan hidup. Kondisi seperti ini bisa jadi sangatlah menguntungkan karena membuat kita menjadi lebih mandiri.

3. Perasaan Bersalah. Mungkin saja anda merasa bersalah atas terjadi meninggalnya atau perpisahan orang yang anda cintai. 'Ah, seandainya aku tidak berbuat itu, mungkin saja dia masih hidup.' 'Andaikan aku tak terburu-buru untuk bercerai, tentunya akan menjadi lain.' 'Andaikan saja aku tidak kehilangan, hidupku akan bahagia.' Berpikir seandainya tentu saja tidak akan memecahkan persoalan dan rasa bersalah yang menghantui kita tidak akan mengurangi rasa kesepian dan tekanan kejiwaan yang kita derita., juga tidak akan mengembalikan apa yang telah hilang bahkan menambah derita. Apapun yang terjadi, tidak perlu anda begitu tertekan dan terus menyesali apa yang telah terjadi karena memang tidak membawa perbaikan.

Menerima kehidupan, apapun yang telah terjadi sebagai sebuah ketetapan Allah adalah cara yang paling mudah agar kita mengatasi rasa kesepian dan tekanan kejiwaan. Berdoa mengajukan permohonan-permohonan positif kepada Allah dan penyerahan diri secara total kepadaNya mengurangi tekanan kejiwaan yang kita alami sekaligus menghilangkan rasa kesepian. Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan membiarkan anda berjalan dalam kesendirian dan kesepian.

'Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat. AKu mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintahKu dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu dalam kebenaran.' (QS. al-Baqarah : 186).

Beberapa Kesesatan Paham Islam Liberal (SEPILIS: Sekularisme, Pluralisme, Liberalisme)

Assalamu’alaikum wr wb,
Sesungguhnya amar ma’ruf nahi munkar (menyuruh kebaikan dan melarang kemungkaran) adalah tugas setiap Muslim. Kita wajib mencegah kemungkaran dengan tangan, lisan, dan selemah-lemahnya membenci kemungkaran tersebut dalam hati kita.

“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati dengan kebenaran dan nasihat menasihati dengan kesabaran.” [Al ‘Ashr 2-3]

Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” [Luqman 17]

Hendaklah kamu beramar ma’ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo’a dan tidak dikabulkan (do’a mereka). (HR. Abu Zar)

http://media-islam.or.id/2009/10/19/amar-ma%E2%80%99ruf-nahi-munkar-memerintahkan-kebaikan-dan-mencegah-kemungkaran/

Pokok-pokok aqidah/keyakinan Islam Liberal adalah Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme (SEPILIS).

Sebagaimana KEPUTUSAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 7/MUNAS VII/MUI/II/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA:

1. Pluralisme agama adalah suatu paham yang mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah relative; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah. Pluralisme juga mengajarkan bahwa semua pemeluk agama akan masuk dan hidup dan berdampingan di surga.
3. Liberalisme adalah memahami nash-nash agama (Al-Qur’an & Sunnaah) dengan menggunakan akal pikiran yang bebas; dan hanya menerima doktrin-doktrin agama yang sesuai dengan akal pikiran semata.
4. sekularisme adalah memisahkan urusan dunia dari agama hanya digunakan untuk mengatur hubungan pribadi dengan Tuhan, sedangkan hubungan sesame manusia diatur hanya dengan berdasarkan kesepakatan sosial.

Itu bertentangan dengan Firman Allah yang tertera dalam Al Qur’an:
Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan terima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi (QS. Ali Imaran [3]: 85)

Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam (QS. Ali Imran [3]: 19)

Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku. (QS. al-Kafirun [109] : 6).

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. al-Azhab [33:36

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta. (terhadap Allah). (QS. al-An’am [6]: 116).

Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu. (Q. al-Mu’minun [23]: 71).

1. Hadis Nabi saw :
1. Imam Muslim (w. 262 H) dalam Kitabnya Shahih Muslim, meriwayatkan sabda Rasulullah saw :
”Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, tidak ada seorangpun baik Yahudi maupun Nasrani yang mendengar tentang diriku dari Umat Islam ini, kemudian ia mati dan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa, kecuali ia akan menjadi penghuni Neraka.” (HR Muslim).
2. Nabi mengirimkan surat-surat dakwah kepada orang-orang non-Muslim, antara lain Kaisar Heraklius, Raja Romawi yang beragama Nasrani, al-Najasyi Raja Abesenia yang beragama Nasrani dan Kisra Persia yang beragama Majusi, dimana Nabi mengajak mereka untuk masuk Islam. (riwayat Ibn Sa’d dalam al-Thabaqat al-Kubra dan Imam Al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari).
http://media-islam.or.id/2007/09/27/fatwa-mui-pluralismeislam-liberal-sesat/

Wihdatul Adyan
Wihdatl Adyan menyatakan semua agama itu satu atau sama benarnya, dengan alasan, sesungguhnya Tuhan yang kita puja itu satu adanya.

Alasan itu meski benar, tapi salah kesimpulannya. Benar Tuhan itu satu. Dalam Al Qur’an, surat Al Ikhlas ayat 1 juga dinyatakan: “Qul huwallahu ahad” (Katakanlah Allah itu satu). Yang jadi masalah adalah, masing-masing agama itu menyembah Tuhan yang berbeda.

Islam menyembah satu Tuhan semata, yaitu Allah. Dalam surat Al Ikhlas ditegaskan:

“Katakanlah: Allah (Tuhan) itu esa

Allah tempat bergantung

Tidak beranak dan diperanakkan

Dan tak satupun yang setara dengannya” [Al Ikhlas 1-4]

Adakah agama lain hanya menyembah Allah sebagai satu-satunya Tuhan atau justru mereka menyembah Tuhan yang lain (misalnya matahari atau manusia) atau bahkan menyembah lebih dari satu Tuhan?

Ada agama yang menyembah Matahari sebagai Tuhan, ada juga yang menyembah tiga oknum Tuhan sebagaimana Agama Kristen yang menyembah Tuhan Bapa, Tuhan Anak (Yesus), dan Roh Kudus. Adakah agama-agama ini sama dengan agama Islam? Adakah Tuhan yang mereka sembah sama dengan Tuhan yang disembah oleh ummat Islam? Beda bukan? Itulah kekeliruan kelompok Islam Liberal yang berusaha mempropagandakan paham “Wihdatul Adyan” di situs mereka.

Kelompok Islam Liberal berusaha mempropagandakan bahwa semua agama itu sama dan benar, termasuk ajaran Kristen, padahal Allah sendiri dalam Al Qur’an menegur perbuatan Ahli Kitab/Kristen yang memper-Tuhankan Yesus sebagai hal yang melampaui batas. Adakah kelompok Islam Liberal ingin menandingi Allah?

“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, `Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.” [An Nisaa’:171]

Allah menyatakan bahwa orang-orang yang tidak mau beriman kepada ajaran Nabi Muhammad / Islam sebagai kafir dan akan dimasukkan ke neraka:

“Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata, (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (Al Qur’an), di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus.

Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab (kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata.

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.

Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga `Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” [Al Bayyinah 1-8]
http://media-islam.or.id/2007/10/16/islam-liberal-wihdatul-adyan-bertentangan-dengan-al-qur%E2%80%99an/

Dalam beberapa hal, kaum Islam Liberal kerap bertentangan dengan mayoritas ummat Islam seperti MUI, NU, Muhammadiyah, dsb.
Sebagai contoh, saat ummat Islam memperjuangkan RUU Anti Pornografi, bersama kaum Non Muslim kaum Islam Liberal ini menentangnya.
Bahkan ada satu tokoh Islam Liberal yang mendukung Pelacuran. Selama pelacur itu dibayar, itu tidak masalah bagi dia. Tapi jika ada yang tidak membayar Pelacur, baru Negara boleh mengaturnya, begitu tulisnya.

Padahal Allah melarang keras zina/pelacuran. Bahkan mendekatinya pun tidak boleh!
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” [Al Israa’:32]

Musdah Mulia satu tokoh Islam Liberal yang jadi dosen di Universitas Islam Negeri Hidayatullah menyatakan bahwa Islam tidak melarang homoseks. Homoseks itu HALAL, katanya.
http://kabarislam.wordpress.com/2010/09/14/musdah-mulia-homoseks-tidak-dilarang-islam

Padahal di Al Qur’an Allah melaknat kaum Luth yang melakukan homoseks dan lesbian sehingga menyiksa mereka hingga mati!

“Ketika Luth berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu
Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki (homosex), menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” [Al 'Ankabuut 28-29]

“Dan Kami mengutus Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?”
Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. ” [Al A'raaf 81-82]

“Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu sedang kamu memperlihatkan(nya)?”

“Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu).”
Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan: “Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (menda’wakan dirinya) bersih.”
Maka Kami selamatkan dia beserta keluarganya, kecuali isterinya. Kami telah mentakdirkan dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). ” [An Naml 54-57]

Saat Majelis Ulama Indonesia (MUI) berfatwa tentang kesesatan Ahmadiyah karena mereka menganggap ada Nabi setelah Nabi Muhammad, yaitu Ghulam Mirza Ahmad, kaum Islam Liberal menentang Fatwa MUI tersebut sambil melecehkan dan mendiskreditkan MUI.
http://media-islam.or.id/2007/09/26/fatwa-mui-ahmadiyah-qadiyan-sesat

Padahal mayoritas ulama Islam di seluruh dunia sudah berfatwa bahwa Ahmadiyah itu sesat. Rabithah Alam Islami (Liga Muslim Dunia) juga berfatwa Ahmadiyah sesat:
http://media-islam.or.id/2007/09/26/fatwa-liga-muslim-dunia-ahmadiyah-sesat

Di Pakistan dan Inggris Ahmadiyah dikelompokkan sebagai agama tersendiri. Agama Ahmadiyah. Bukan Islam. Sementara di Arab Saudi dan Iran dilarang sama sekali.

Paling tidak ada 17 dalil tak ada Nabi baru setelah Muhammad.

1. QS AL AHZAB 40: ” Bukanlah Muhammad itu bapak salah seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi”

2. Imam Muslim dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya seperti orang yang membangun satu bangunan lalu dia membaguskan dan membuat indah bangunan itu kecuali tempat batu yang ada di salah satu sudut. Kemudian orang-orang mengelilinginya dan mereka ta’juk lalu berkata: ‘kenapa kamu tidak taruh batu ini.?’ Nabi menjawab : Sayalah batu itu dan saya penutup Nabi-nabi”

3. Imam Muslim juga meriwayatkan dari Jubair bin Mut’im RA bahwa Nabi SAW bersabda:

“Sesungguhnya saya mempunyai nama-nama, saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al-Mahi, yang mana Allah menghapuskan kekafiran karena saya, saya Al-Hasyir yang mana manusia berkumpul di kaki saya, saya Al-Aqib yang tidak ada Nabi setelahnya”

4. Abu Daud dan yang lain dalam hadist Thauban Al-Thawil, bersabda Nabi Muhammad SAW:

“Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku”

Baca selanjutnya di:
http://media-islam.or.id/2007/09/27/dalil-nabi-muhammad-nabi-terakhir

Tidak jarang karena ulah segelintir orang, kaum Islam Liberal menempelkan stigma teroris, anarkis, fundamentalis pada ummat Islam.

Mereka juga mengolok-olok ummat Islam yang mengikuti ayat-ayat Al Qur’an yang jelas (Muhkamaat) sebagai “Pemuja Teks.” Padahal Al Qur’an itulah pedoman kita. Bukan hawa nafsu mereka.

“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa[“ [Al Baqoroh 2]

“Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” [Ali ‘Imran 7]

Kaum Liberal menganggap semua agama benar dan kita tidak boleh menyatakan agama lain atau aliran sesat sebagai sesat. Padahal itu bertentangan dengan Al Qur’an:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Al Baqarah:256]

“Katakanlah: "Hai orang-orang kafir! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah” [Al Kaafiruun 1-2]

Begitulah beberapa kesesatan dari paham Islam Liberal. Semoga kita dan keluarga kita tidak terjerumus ke dalamnya. Semoga mereka yang terjerumus dalam paham yang sesat bisa sadar dan mendapat hidayat Allah.

Mohon disampaikan kepada yang lain.
Sumber:
http://kabarislam.wordpress.com/2010/10/08/beberapa-kesesatan-paham-islam-liberal-sepilis-sekularisme-pluralisme-liberalisme

Wassalamu’alaikum wr wb

Nikmatnya Iman

By: M. Agus Syafii

Malam yang sepi, udara terasa dingin. Hujan mengguyur jalanan tampak basah kuyup. Seorang bapak yang berprofesi pengusaha menikmati teh hangat, setiap sruputannya terasa nikmat. Malam itu di Rumah Amalia bertutur, sudah lama dirinya bertaubat, tidak mau lagi berkumpul-kumpul untuk melakukan hal-hal yang negatif. Teman-temannya selalu mengejek dengan tujuan agar dia mau ke jalan yang lama. Teman-temannya merasa kehilangan, melontarkan cemohan. 'Nggak usah sok alim lah.' 'Apa kamu sudah yakin akan masuk surga? 'Sudah hapal belum Juz Amma?' 'Apa kamu sudah ngerti tuh isi al-Quran?'

Setelah menghela napas, matanya berkaca-kaca. Tiba-tiba air matanya menetes deras. 'Saya memang bukanlah orang Islam yang baik Mas Agus. Namun yang jelas dulu saya adalah pemabuk, alhamdulillah sekarang tidak lagi. Dulu, saya suka memukul istri dan menghajar anak-anak karena hal-hal yang sepele. Saya mudah marah tapi sekarang tidak lagi. Dulu saya tidak pernah pulang, sekarang kalo tidak pulang, saya kangen dengan anak-anak dan istri saya.' ucapnya. 'Saya bisa merasakan nikmatnya iman kepada Allah dan itu telah merubah segalanya yang ada pada diri saya menjadi lebih baik.' Lanjutnya.

Teman, iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala hanya bisa dirasakan bukan diperdebatkan. Iman menjadikan hidup kita, transformasi diri sehingga kita bisa berubah dan berguna bagi sesama. Iman adalah sebuah perubahan dari benci menjadi cinta, hina menjadi mulia, sengsara menjadi bahagia, tangisan menjadi senyuman. keburukan menjadi kebaikan.

'Barang siapa mengerjakan amal sholeh, baik laki2 maupun perempuan, dalam keadaan beriman maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami balas mereka dengan pahala yang lebih baik atas apa yang telah dikerjakan.'  (QS. an-Nahl :97).