Rabu, 03 November 2010

tabayun dulu saudaraku....


            Kita terkadang terlalu yakin dengan pengetahuan diri. Kita merasa tahu segalanya sehingga seolah-olah memiliki otoritas untuk membuat kesimpulan mengenai sesuatu hal. Atau kalau menyangkut kepribadian orang lain, kita sering merasa tidak perlu informasi lebih lanjut karena kita merasa cukup pengetahuan mengenai jati diri orang itu sebenarnya.
            Kesalahan terbesar seseorang adalah ketika ia menganggap dirinya telah cukup pengetahuan sehingga ia tidak memiliki itikad sedikitpun untuk melakukan cek ricek, tabayyun, konfirmasi balik. Tentang suatu kejadian, ia langsung menyimpulkan ini itu. Tentang diri seseorang, ia langsung menyimpulkan ini itu, menilai begini itu. Dengan pengetahuan sedikitnya, ia merasa sudah banyak pengetahuan.
            Dengan interaksinya dengan orang lain yang sebentar, ia merasa sudah berhak membuat kesimpulan mengenai diri seseorang itu padahal boleh jadi apa yang disimpulkannya itu hanya akan membuahkan fitnah dan kebohongan, jauh dari fakta sebenarnya. Keterbatasan yang dimilikinya tiada pernah disadari. Ia terjebak dalam ujub diri, merasa punya kemampuan untuk membuat penilaian terhadap sesuatu hal atau orang lain tanpa diiringi dengan sikap kehati-hatian.
            Maka ia pun mudah berkomentar tanpa dipikir lebih dalam lagi. Ia mudah menilai sesuatu tanpa mencari dulu fakta yang benar. Yang lebih fatal lagi adalah ketika kecerobohan sikap ini disebarkan ke orang lain. Kalau menyangkut diri seseorang, maka betapa ia akan menumbuhkan sikap kebencian dari orang yang dirugikannya atas pemberitaan yang tidak benar. Prasangka dikira kebenaran. Prasangka melahirkan kebohongan. Prasangka yang tidak disertai tabayun akan melahirkan kerenggangan hubungan sesama.
            Kita berlindung dari Allah dari sifat sombong, ujub diri, dengki, dan fitnah. Kita ini makhluk yang sangat terbatas. Terbatas ilmunya. Terbatas pengetahuannya. Bila kita sadar bahwa kita terbatas, maka kita akan menjadi manusia yang sangat hati-hati. Hati-hati dalam menyikapi sesauti. Hati-hati dalam menilai sesuatu. Hati-hati dalam membuat kesimpulan terhadap suatu kejadian. Hati-hati meski sekedar dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar